SISTEM IMUNOLOGI PADA JANIN
A. Pengertian Sistem Imun
       Sistem
 imun membentuk sistem pertahanan badan terhadap bahan asing seperti 
mikroorganisme, molekul-molekul berpotensi toksik, atau sel-sel tidak 
normal (sel terinf eksi virus atau malignan). Sistem ini menyerang bahan
 asing atau antigen dan juga mewujudkan peringatan tentang kejadian 
tersebut supaya pendedahan yang berkali-kali terhadap bahan yang sama 
akan mencetuskan gerak balas yang lebih cepat dan bertingkat.
B. Penggolongan antibodi, Peran dan karakteristik
a. IgS
       Antibodi
 yang paling banyak (85% dari antibodi dalam sirkulasi), ditemukan di 
darah dan semua kompartemen cairan termasuk cairan serebrospinalis. Di 
produksi dalam jumlah yang besar pada respon adaptip sekunder sehingga 
mencerminkan riwayat pajanan terhadap patogen. Bertahan lama. Dapat 
berdif usi keluar dari aliran darah ke tempat inf eksi akut dan dapat 
menembus plasenta. Bekerja sebagai opsonin kuat yang menjembatani f 
agosit dan sel sasaran. Penting dalam pertahanan terhadap bakteri dan 
pengaktifan sistem komplemen melalui jalur klasik.
b. IgM
       Molekul
 IgM bergabung dalam kelompok lima "pentamer IgM" sehingga cenderung 
menggumpalkan antigen yang menjadi sasaran fagosit dan sel NK. Merupakan
 molekul besar sehingga tidak dapat berdif usi keluar aliran darah. 
Merupakan aktivator kuat sistem komplemen, penting dalam respon imun 
terhadap bakteri. Antibodi pertama yang diproduksi daat tubuh menghadapi
 suatu antigen baru.
c. IgA
       Sebagian
 besar dalam sekresi, misalnya air liur, air mata, keringat, dan air 
susu terutama kolostrum. Menyatu dalam kelompok yang terdiri atas dua 
atau tiga molekul. Melindungi tubuh dengan melekat ke patogen dan 
mencegah perlekatan patogen ke rongga tubuh. Tidak dapat mengaktif kan 
komplemen atau menembus plasenta.
d. IgE
       Ekornya
 berlekatan dengan reseptor di sel mast sehingga berperan dalam 
peradangan akut, respon alergi dan hipersensitivitas. Tempat pengikatan 
untuk antigen di parasit yang lebih besar, misalnya cacing dan flukes. 
Sebagian orang memiliki IgE untuk protein lingkungan yang tidak 
berbahaya misalnya serbuk sari, kutu debu rumah, dan penisilin.
IgD
       Jarang
 disintesis, hanya sedikit yang diketahui tentang fungsinya. Berukuran 
besar, hanya dapat ditemukan di darah. Mungkin terlibat dalam stimulasi 
sel B oleh antigen.
C. Perkembangan Imunologi janin
       Pada kehamilan dimana antibodi yang dihasilkan janin jauh sangat kurang untuk merespon invasi antigen ibu/invasi bakteri. Dari minggu ke 20 kehamilan,
 respon imun janin terhadap antigen mulai meningkat. Respon janin 
dibantu oleh pemindahan molekul antibodi dari ibu (asalkan ukurannya 
tidak terlalu besar) ke janin sehingga memberikan perlindungan pasif 
yang menetap sampai beberapa minggu. Proses kelahiran sendiri, mulai 
dari pecahnya kantong amnion yang tersegel dan seterusnya akan membuat 
janin terpajan dengan mikroorganisme baru. Candida alicans, gonococcus 
dan herpes virus dapat dijumpai pada vagina. Pada kasus inf eksi herpes 
yang diketahui, pelahiran pervaginam tidak diperbolehkan. Begitu lahir, 
bayi cenderung akan bertemu dengan Staphylococcus aureus, suatu 
mikroorganisme dimana resisten bayi tehadapnya sangat kecil.
    Untuk
 mengimbangi status imunologi yang belum berkembang dengan baik pada 
bayi baru lahir, maka pengawasan antenatal yang cermat, pemeriksaan 
untuk menyingkirkan kemungkinan inf eksi atau terapi untuk mengatasi inf
 eksi, teknik-teknik melahirkan yang aseptik tanpa memasukkan 
mikroorganisme dan perawatan yang cermat dengan memperhatikan segala 
aspek dalam penanganan bayi baru lahir, semuanya ini merupakan tindakan 
yang sangat penting.
D. Sistem Imun Pasif pada Janin
     Dalam perkembangannya, Janin dapat terlindung dari lingkungan yang berbahaya selama dalam kandungan. Umumnya
 kuman patogen atau bibit penyakit tidak dapat menembus barier placenta.
 Bayi yang baru lahir, tanpa adanya antibodi, akan sangat mudah terinf 
eksi. Bayi yang mature telah memperoleh antigen dan imunitas pasif dari 
ibu terhadap jenis-jenis tertentu dalam waktu 6 minggu atau lebih 
sebelum dilahirkan. Namun demikian, bayi yang meninggalkan lingkungan 
yang steril untuk kemudian secara tiba-tiba bertemu dengan banyak 
mikroorganisme dan antigen lainnya. Diperlukan waktu beberapa minggu 
sebelum imunitas aktif terbentuk.
     Proses
 penyaluran imun pasif dari maternal: Sistem imun janin diperkuat oleh 
penyaluran imunoglobulin menembus plasenta dari ibu kepada janinnya 
melalui aliran darah yang membawa antibodi serta penyaluran melalui air 
susu. Profil imunoglobulin yang disalurkan melalui plasenta dan 
disekresikan melalui air susu bergantung pada mekanisme transportasi 
spesif ik untuk berbagai kelas imunoglobulin. IgG ibu menembus plasenta 
ke dalam sirkulasi janin melalui mekanisme aktif spesifik, yang efektif 
dari sekitar usia gestasi 20 minggu, tetapi aktivitasnya meningkat pesat
 sejak usia gestasi 34 minggu. Ibu akan menghasilkan respons imun 
terhadap antigen yang ia temui dengan menghasilkan IgG, yang dapat 
melewati plasenta. Bahkan kadar IgG ibu rendah, IgG akan tetap di 
salurkan melalui plasenta. Hal ini berarti janin akan mendapat imunisasi
 pasif terhadap patogen yang besar ditemukan di lingkungan setelah 
lahir. Imunitas pasif ini memberikan perlindungan temporer penting 
pascanatal sampai sistem bayi sendiri matang dan menghasilkan sendiri 
antibodi
.jpg)
 
 
No comments:
Post a Comment