Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kehamilan
A.
FAKTOR
FISIK
1.
Status Kesehatan/ Penyakit
Ada dua klasifikasi dasar
yang berkaitan dengan status kesehatan atau penyakit yang dialami ibu hamil:
a.
Penyakit
atau komplikasi akibat langsung kehamilan. Termasuk dalam klasifikasi ini adalah Hyeperemesis gravidarum,
preeklampsial eklampsia, kelainan lamanya kehamilan, kehamilan ektopik,
kelainan plasenta atau selaput janin, perdarahan anterpartum, gemelli.
b.
Penyakit
atau kelaianan yang tidak
langsung berhubungan dengan kehamilan. Terdapat hubungan timbale balik dimana
penyakit ini dapat memperberat serta mempengaruhi kehamilan atau penyakit ini
dapat diperberat oleh karena kehamilan. Contoh yang termasuk dalam kategori ini
adalah:
1)
Penyakit
atau kelainan alat kandungan; varises vulva, kelainan bawaan, edema vulva,
hematoma vulva, perdangan, Gonorea, Trikomononas vaginalis, kandidiasis,
amoebasis, DM, bartholinitis, kista bartholini, kondilomata akuminata, fistula
bagina, kista vagina, kelainan bawaan uterus, kelainan letak uterus, Prolapsus
uteri, Tumor uteri, mioma uteri, Karsinoma servik, Karsinoma korpus uteri, dan
lain-lain.
2)
Penyakit
kardiovaskuler misalnya penyakit jantung, hipertensi, stenosis aorta, mitral
isufisiensi, jantung rematik, endokarditis.
3) Penyakit darah missal
anemia dalam kehamilan, leukemia, penyakit Hodgkin, hemostasis dan kelainan
pembekuan darah, purpura trombositopeni,
hipofbrinogenemia, iso-imunisiasieri-troblastosis fetalis.
4)
Penyakit
saluran nafas misalnya influenza, bronchitis, pneumonia, asma bronkiale, TB
paru.
5)
Penyakit
traktus digestivus misalnya ptialismus, karies, gingivitis, pirosis, hernia
diafragmatikagastritis, ileus, valvulusta, hernia, appendiksitis, colitis,
megakolom, tumor usus, hemorrhoid, dan lain-lain.
6)
Penyakit
hepar dan pankreas, misalnya hepatitis, ruptur hepar, sirosis hepatis, ikterus,
atrofi hepar, penyakit pankreas, dan lain-lain.
7)
Penyakit
ginjal dan saluran kemih misalnya infeksi saluran kemih, bakteriuria, sistisis,
pielonefritis, glomerulonefritis, sindroma nefrotik, batu ginjal, gagal ginjal,
TBC ginjal, dan lain-lain.
8)
Penyakit
endokrin misalnya diabetes dalam kehamilan, kelainan kelenjar gondok dan anak
ginjal, kelainan hipofisis, epilepsia, perdarahan intrakarnial, tumor otak,
poliomileitis, sklerosis multipleks, miastenia gravis, otosklerosis, dan
lain-lain.
9)
Penyakit
menular misalnya IMS (penyakit akibat hubungan seksual), AIDS, Kondilomata
akuminata, thypus, kolera, tetanus, erysipelas, difteri, lepra, TORCH, morbili,
campak, parotitis,variola, malaria, dan lain-lain.
Beberapa pengaruh penyakit
terhadap kehamilan adalah terjadi abortus, intra uterin fetal death (IUFD),
anemia berat, infeksi transplasental, partus prematurus, dismaturitas, asfiksia
neonatorum, shock, perdarahan. Pemahaman mengenai konsep penyakit-penyakit
tersebut akan menjadi dsar dalam indentifikasi faktor resiko sehingga mampu
melakukan deteksi.
2.
Gizi
Status gizi merupakan hal yang penting
diperhatikan pada masa kehamilan, karena faktor
gizi sangat berpengaruh terhadap status kesehatan ibu selama hamil serta guna
pertumbuhan dan perkembangan janin. Hubungan antara gizi ibu hamil dan kesejahteraan
janin merupakan hal yang penting untuk diperhatikan. Keterbatasan gizi selama
hamil sering berhubungan dengan faktor ekonomi, pendidikan, sosial atau keadaan
lain yang meningkatkan kebutuhan gizi ibu seperti ibu hamil dengan penyakit
infeksi tertentu termasuk pula persiapan fisik untuk persalinan.
Kebutuhan
zat gizi pada ibu hamil secara garis besar adalah sebagai berikut :
a. Asam
folat.
Menurut
konsep evidence bahwa pemakaian asam folat pada pre dan perikonsepsi menurunkan
resiko kerusakan otak, kelainan neural, spina bifida dan anensepalus, baik pada
ibu hamil yang normal maupun beresiko. Asam folat juga berguna untuk membantu
produksi sel darah merah, sintesis DNA pada janin dan
pertumbuhan plasenta. Pemberian multivitamin saja tidak terbukti efektif untuk
mencegah kelainan neural. Minimal pemberian suplemen asam folat dimulai dari 2
bulan sebelum konsepsi dan berlanjut hingga 3 bulan pertama kehamilan. Dosis
pemberian asam folat untuk preventif adalah 5 mikrogram atau 0,5-0,8 mg,
sedangkan untuk kelompok deng faktor resiko adalah 4 mg/hari.
b. Energi
Diit
pada ibu hamil tidak hanya difokuskan pada tinggi protein saja tetapi pada
susunan gizi seimbang energi dan juga protein. Hal ini juga efektif untuk
menurunkan kejadian BBLR dan kematian perinatal. Kebutuhan energi ibu hamil
adalah 285 kalori untuk proses tumbuh kembang janin dan perubahan pada tubuh
ibu.
c. Protein
Pembentukan
jaringan baru dari janin dan untuk tubuh ibu dibutuhkan protein sebesar 910
gram dalam 6 bulan terakhir kehamilan. Dibutuhkan tambahan 12 gram protein
sehari untuk ibu hamil.
d. Zat
besi (Fe)
Pemberian
suplemen tablet tambah darah atau zat besi secara rutin adalah untuk membangun
cadangan besi, sintesa sel darah merah, dan sintesa darah otot. Setiap tablet
besi mengandung FeSO4 320 mg (zat besi 30 mg), minimal 90 tablet selama hamil.
Dasar pemberian zat besi adalah adanya perubahan volume darah atau hydraemia
(peningkatan sel darah merah 20-30% sedangkan peningkatan plasma darah 50%).
Tablet besi sebaiknya tidak diminum bersama teh atau kopi karena mengandung
tanin atau pitat yang menghambat penyerapan zat besi.
e. Kalsium.
Untuk
pembentukan tulang dan gigi bayi. Kebutuhan Kalsium ibu hamil adalah sebesar
500 mg sehari.
f. Pemberian
suplemen vitamin D terutama pada kelompok beresiko penyakit seksual (IMS) dan
di negara dengan musim dingin yang panjang.
g. Pemberian
Yodium pada daerah dengan endemik kretinisme
h. Tidak ada rekomendasi rutin untuk pemberian Zinc,
Magnesium, dan minyak ikan selama
hamil.
Tabel
Kecukupan Gizi Wanita Hamil Widya Karya Pangan dan Gizi Tahun 1993
Zat Gizi
|
Kebutuhan penambahan untuk wanita hamil (dari kebutuhan
wanita dewasa)
|
Contoh jenis makanan
|
Energi
|
285 k
kal
|
Nasi, roti, mie, ubi, jagung,
tepung, dll
|
Protein
|
12
gram
|
Daging, ikan telur, ayam,
kacang-kacangan, tahu, tempe
|
Vitamin A
|
200
RE/u.i
|
Kuning telur, hati, sayuran dan
buah hijau dan kuning, kemerahan
|
Kalsium
|
500
mg
|
Susu, ikan teri, sayuran hijau,
kacang-kacangan kering
|
Vitamin B1
|
0,2
mg
|
Biji-bijan, padi-padian,
kacang-kacangan, daging
|
Vitamin B2
|
0,2
mg
|
hati, telur, sayuran, kacang
|
Niasin
|
1 mg
|
Hati, daging, ikan biji-bijian,
kacang-kacangan
|
Vitamin C
|
10 mg
|
Sayur-sayuran, buah-buahan
|
Zat besi
|
30 mg
|
Daging, hati, sayuran hijau,
bayam, kangkung, daun papaya, daun katuk
|
Pada wanita hamil dengan
gizi buruk perlu mendapat gizi yang adekuat baik jumlah maupun susunan menu
atau kualitasnya serta mendapat akses pendidikan kesehatan tentang gizi. Akibat
malnutrisi pada kehamilan yaitu berat otak dan bagian-bagian otak serta jumlah
sel otak kurang dari normal. Setelah lahir akan menjadi Inteligensia (IQ)
dibawah rata-rata. Karena adanya malnutrisi pada ibu hamil, volume darah
menjadi berkurang, aliran darah ke uterus dan plasenta berkurang, ukuran
plasenta berkurang dan transfer nutrient melalui plasenta berkurang sehingga
janin tumbuh lambat atau terganggu (IUGR). Ibu hamil dengan kekurangan gizi
cenderung melahirkan prematur atau BBLR. Rata-rata kenaikan berat badan selama
hamil adalah 10-20 ke atau 20% dari berta badan idela sebelum hamil. Proporsi
kenaikan berat badan hamil adalah sebagai berikut :
a. Kenaikan
berat badan trimester I lebih kurang 1 kg. Kenaikan berat badan ini hampir
seluruhnya merupakan kenaikan berat badan ibu.
b. Kenaikan
berat badan trimester 11 adalah 3 kg atau 0,3 kg/ Sebesar 60&
kenaikan berat badan ini dikarenakan perturn jaringan pada
ibu.
c. Kenaikan berat badan trimester III adalah 6 kg
atau 0,3-0,5 minggu. Sekitar 60 % kenaikan berat badan ini karena pertumbuhan
jaringan janin. Timbunan lemak pada ibu lebih kurang 3 kg.
Gizi sangat
berpengaruh pada tumbuh kembang otak otak yang pesat terjadi 2 fase. Fase
pertama pada usia kehamilan 15-20 minggu dan fase kedua, adalah 30 minggu
sampai 18 bulan setelah lahir (perinatal). Pada umur 0-1 tahun terjadi
pertumbuhan otak 25% dari saat hamil. Pada usia 2 tahun pertumbuhan otak kurang
dari 10%. Berat otak pada saat lahir 25% otak dewasa, pada umur 6 bulan 50%,
pada saat umur 2 tahun 75% otak dewasa, pada saat 5 tahun 90% otak dewasa dan
pada umur 10 tahun 95% otak dewasa. Pengaturan komposisi makanan terdiri dari
protein 10-15%, lemak 20% dan karbohidrat 60-70%.
Dasar pengaturan
gizi ibu hamil adalah adanya penyesuaian faali selama kehamilan, yaitu sebagai
berikut :
a. Metabolisme
umum, terjadi peningkatan basal metabolisme dan kebutuhan kalori meningkat.
Metabolisme basal pada masa 4 bulan pertama mengalarni peningkatan dan kemudian
menurun 20-25% pada 20 minggu terakhir. Karena adanya peningkatan growth hormon
sehingga penggunaan protein meningkat. Terjadi peningkatan Parathyroid hormon
sehingga metabolisme Kalsium meningkat.
b. Fungsi
alat pencernaan, terjadi perubahan hormonal, peningkatan HCG, hormon estrogen
dan progesteron menimbulkan berbagai perubahan. Misalnya perubahan pola makan
diakibatkan keluhan mual muntah, adanya morning sickness, keluhan anoreksia.
Juga muncul perubahan motilitas lambung sehingga penyerapan makanan lebih lama,
terjadi peningkatan absorpsi nutrien, glukosa dan zat besi, dan terjadi
perubahan motilitas uses hingga kadang timbal obstipasi.
c. Fungsi
ginjal, terjadi peningkatan Glomurelo Filtration rate (GFR) 50%, sehingga
banyak cairan yang diekskresi pada pertengahan kehamilan dan sedikit cairan
diekskresi pada bulan-bulan terakhir kehamilan.
d. Volume
darah atau plasma darah rata-rata meningkat hingga 50%, dan jumlah erytrosit
meningkat 20-30% sehingga terjadi hemodilusi dan konsentrasi Hemoglobin menurun.
Penilaian status gizi ibu
hamil adalah dari :
a.
Berat
badan dilihat dari Quatelet atau body mass index (Indek Masa Tubuh = IMT). Ibu
hamil dengan berat badan dibawah normal sering dihubungkan dengan abnormalitas
kehamilan, berat badan lahir rendah. Sedangkan berat badan overweight
meningkatkan resiko atau komplikasi dalam kehamilan seperti hipertensi, janin
besar sehingga terjadi kesulitan dalam persalinan.
b.
Ukuran
Lingkar Lengan Atas (LiLA)
Standar
minimal untuk ukuran Lingkar Lengan Atas pada wanita dewasa atau usia reproduksi
adalah 23,5 cm. Jika ukuran LiLA
kurang dari 23,5 cm maka interpretasinya adalah Kurang Energl. Kronis (KEK).
c.
Kadar
Hemoglobin (HB)
3. Gaya Hidup
a. Kebiasaan minum jamu. Minum
jamu merupakan salah satu kebiasaan yang beresiko bagi wanita hamil, karena
efek minum jamu dapat membahayakan tumbuh kembang janin seperti menimbulkan kecacatan, abortus, BBLR partus
prematurus, kelainan ginjal dan jantung janin, asfiksia neonatorum ,
kematian janin dalam kandungan dan
malformasi organ janin. Hal ini terjadi terutama apabila minum jamu pada
trimester I. Selain efek pada janin juga terdapat kemungkinan efek pada ibu
hamil, misalnya keracunan, kerusakan jantung dan ginjal, shock, dan perdarahan.
Efek tersebut dapat terjadi dikarenakan
kandungan zat-zat tertentu pada jamu baik berupa bahan herbal maupun
bahan lain yang mungkin tidak aman bagi ibu. Karena kenyataan yang ada di masyarakat menunjukkan bahwa tidak semua jamu yang
beredar di pasaran Indonesia mencantumkan bahan atau komposisi jamu,
termasuk tidak mencantumkan hasil riser evidence mengenai zat-zat yang digunakan untuk membuat jamu, bahkan
kadang ada yang mencampur jamu, dengan jenis obat tertentu yang membahayakan
kehamilan. Menurut standar konsep pengobatan tradisional sebenarnya
diperbolehkan dan dibenarkan dengan persyaratan bahwa zat-zat atau bahan yang
dipergunakan dalam pengobatan tradisional tersebut sudah terbukti efektif dan
bermanfaat dan tidak membahayakan kehamilan.
b. Mitos,
takhayul atau kepercayaan tertentu. Perlu dikaji ada beberapa mitos tertentu
yang membahayakan kehamilan dan ada mendukung terhadap pemeliharaan kesehatan
selama hamil. Mengenai mitos, takhayul atau kepercayaan tertentu sangat
dipengaruhi oleh lingkungan sosial budaya dan adat istiadat tertentu. Contoh
ada mitoni, tidak boleh makan-makanan yang berbau amis, tidak boleh
mempersiapkan keperluan untuk persalinan
dan bayi, minum air kelapa muda,
tidak boleh memotong rambut, tidak boleh berkata
kotor dsb. Mitos yang mendukung asuhan tentunya diperbolehkan
sedangkan yang membahayakan dalam asuhan kehamilan semestinya kita cegah dengan
memberikan konseling dan pendidikan kesehatan yang tepat pada ibu hamil.
c. Aktivitas
Seksual
Nasehat
atau pendidikan kesehatan yang berkaitan dengan aktivitas seksual ibu selama
hamil sangat jarang diberikan selama antenatal care.
Seringkali
pemberian pendidikan kesehatan mengenai seksual selama hamil sangat minim
diberikan, bahkan kadang informasi diberikan secara tidak jelas, implisit,
dengan bahasa kias serta menimbulkan salah pengertian. Berdasarkan konsep
evidence bahwa ibu hamil tidak harus menghentikan aktivitas seksual ataupun
secara khusus mengurangi aktivitas seksual. Mengenai aktivitas seksual jarang
sekali diklarifikasi ataupun didiskusikan dengan ibu hamil. Bahkan ada sebagian
kalangan yang menganggap bahwa hal ini tabu untuk dibicarakan. Beberapa hasil
penelitian menunjukkan bahwa, efek dari aktivitas seksual selama hamil.
Larangan dalam aktivitas seksual pada ibu hamil merupakan hal yang tidak tepat
atau tidak evidence. Terdapat perubahan yang cukup jelas mengenai kenyamanan
seksual selama hamil, mungkin terjadi peningkatan atau penurunan libido.
Beberapa pendapat mengenai hubungan seksual selama hamil didnsari pada beberapa
konsep bahwa dalam cairan sperma terkandung prostaglandin sehingga merangsang
munculnya kontraksi, dimungkinkan merangsang mulainya persalinan, maka muncul
pendapat bahwa coitus mendekati usia kehamilan aterm menyebabkan kemungkinan
insiden kehamilan postterm atau serotimus. Namun menurut konsep evidence based
menyatakan bahwa pengaruh aktiviitas seksual selama masa kehamilan tidak
terbukti signifikan berhubungan dengan peristiwa mulainya persalinan (Enkin,
2000).
d.
Pekerjaan
atau aktivitas sehari-hari
Menurut analisis profesional bahwa maksud pekerjaan atau
aktivitas ibu hamil bukan hanya pekerjaan ke luar rumah atau institusi
tertentu, tetapi juga pekerjaan atau aktivitas sebagai ibu rumah tangga di
dalam rumah, termasuk pekerjaan sehari- hari di rumah dan mengasuh anak. Sering
ada rekomendasi untuk mengurangi aktivitas pada ibu hamil dengan riwayat
melahirkan BBLR, namun hal ini tidak terbukti efektif. Tidak ada rekomendasi
dalam asuhan kehamilan dimana ibu hamil sama sekali tidak boleh melakukan
aktivitas pekerjaan rumah ataupun bekerja diluar rumah. yang penting diperhatikan adalah keseimbangan dan toleran dalam
pekerjaan. Karena pada kenyataannya pekerjaan selain berhubungan dengan
pemeliharaan kesehatan juga berhubungan dengan penghasilan keluarga dan
kesejahteraan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pekerjaan atau aktivitas
bagi ibu hamil adalah apakah aktivitasnya berisiko bagi kehamilan. Contoh
aktivitas yang berisiko bagi ibu hamil adalah aktivitas yang meningkatkan
stress, berdiri lama sepanjang hari, mengangkat sesuatu yang berat, paparan terhadap
suhu atau kelembaban yang ekstrim tinggi atau rendah, pekerjaaan dengan paparan
radiasi. Nasehat yang penting disampaikan adalah bahwa ibu hamil tetap boleh
melakukan aktivitas atau pekerjaan tetapi cermati apakah pekerjaan atau
aktivitas yang dilakukan berisiko atau tidak untuk kehamilan dan ada perubahan
dalam aktivitas atau pekerjaan karena berhubungan dengan kapasitas fisik ibu
dan perubahan sistem tubuh, nasehatkan pula dari sisi keuntungan dan resiko
bagi ibu hamil.
e. Exercise
atau senam hamil
Senam hamil atau latihan memberi keuntungan untuk
mempertahankan dan meningkatkan kesehatan fisik ibu hamil, memperlancar
peredaran darah, mengurangi keluhan kram atau pegal-pegal, dan mempersiapkan
pernafasan, aktivitas otot dan panggul untuk menghadapi proses persalinan. Komponen gerakan senam ada beberapa
modifikasi yang berbeda-beda tetapi ada beberapa hal yang perlu diperhatikan,
yaitu adanya pemanasan, latihan pernafasan, latihan otot, dan latihan panggul.
Perhatikan mengenai kontraindikasi untuk melakukan senam hamil, misalnya
kehamilan dengan abortus berulang, dengan penyakit hipertensi atau kehamilan
dengan penyakit tertentu sehingga menimbulkan resiko bagi kehamilannya.
4. Substance Abuse
Pengertian dari substance abuse adalah perilaku yang membahayakan
bagi ibu hamil termasuk penyalahgunaan atau penggunaa obat atau zat-zat
tertentu yang membahayakan ibu hamil.
a.
Penggunaan obat-obat selama hamil
Pengaruh
obat terhadap janin selama hamil tidak hanya tergantung dari macam obat, akan
tetapi juga tergantung dari saat obat diberikan. Obat-obat yang diberikan
kepada ibu hamil dapat menimbulkan efek pada janin seperti:
1) Kelainan
bentuk anatomik atau kecacatan pada janin, penggunaan obat pada trimester
pertama.
2) Kelainan
faal alat tubuh
3) Gangguan
pertukaran zat dalam tubuh.
Kadang-kadang pengaruh obat yang diberikan pada waktu hamil baru akan terlihat pada
bayi yang dilahirkan ketika sudah menginjak usia remaja atau dewasa. Sebagai
contoh pemberian estrogen pada ibu hamil dapat menyebabkan tumor alat kandungan
bila bayi telah berusia remaja atau dewasa. Hampir semua obat yang diberikan
pada wanita hamil melalui plasenta dan mencapai janin dan beberapa diantaranya
dapat mengganggu perkembangan janin. Maka sebaiknya berhati-hati memberikan
obat sewaktu hamil.
Tabel Daftar Obat yang
berpotensi membahayakan atau
menimbulkan kelainan pada
Janin
Nama
Obat
|
Kemungkinan
Kelainan Pada Bayi
|
Kloramfenikol
|
Gangguan pernafasan, grey sindrom (sindrom abu-abu)
|
Tetrasiklin
|
Gangguan pertumbuhan tulang, perubahan warna gigi, gigi
rapu
|
Dihidrosetreptomisin
|
Tuli
|
Strepromisin
|
Gangguan keseimbangan
|
Amitriptin
|
Iritabilitas neonates
|
Amfetamin
|
Iritabilitas, tidak mau menyusus, takhikardi. Malformasi
kardiovaskuler dan muskulus keletal
|
Nitrofurantoin
|
Gangguan dalam darah
|
Fenasetin
|
Gangguan dalam darah
|
Anti diabetik per oral
|
Kematian janian dalam kandungan
|
Anti kanker
|
Trombositopenia, cacat bawaan
|
Anti malaria
|
Kelainan congenital
|
Aspirin
|
IUGR
|
Ibuprofen
|
Kontiksi duktus arteriosus
|
Parasetamol
|
Diskolasi sendi pahda dan clubfoot
|
Vitamin dengan dosis tinggi
|
Kerusakan ginjal, defek susunan saraf pusat dan
kranifasila, skorbut, ketidakmampuan belajar, kerusakan hati dan tulang
|
b.
Merokok
Berdasarkan konsep evidence menunjukkan bahwa merokok
menimbulkan efek yang sangat membahayakan bagi janin. Ibu hamil perokok akan beresiko menurunkan berat bayi lahir. Efek merokok
terhadap kejadian pre eklampsia, kelainan perinatal tidak
cukup terbukti. Hasil riset menunjukkan satu atau lima diantara wanita hamil
dilaporkan merokok. Hingga seperempat wanita
hamil yang merokok, berhenti pada pemeriksaan kunjungan antenatal yang pertama. Kebiasaan merokok sering terjadi pada
kelompok sosial ekonomi rendah, paritas tinggi, status un marital, penghasilan
rendah, atau ibu dengan problem psikologis seperti depresi, stress, pekerja berat, dan lain-lain. Merokok merupakan salah satu
isu penting yang sangat bagus dicermati saat kehamilan karena efek yang
muncul diakibatkan merokok adalah kelahiran BBLR, persalinan preterm, kematian
perinatal. Merokok juga sering dihubungkan dengan kejadian keberhasilan masa
menyusui atau laktasi dan memperpendek masa menyusui, meskipun dalam hubungan
ini penyebabnya belum diketahui dengna pasti. Faktor lingkungan yang baik dan
strategis merupakan salah satu upaya penting untuk menghentikan kebiasaan
merokok bagi ibu daripada pemberian konseling tentang bahaya merokok. Pengaruh
nikotin terhadap janin menimbulkan efek kenaikan tekanan pada otak janin
peningkatan denyut jantung janin. Merokok selain mempunyai efek membahayakan
janin juga membahayakan ibu berkaitan dengan penyakit- penyakit yang muncul
sebagal akibat merokok, misalnya penyakit paru,
jantung, hipertensi, arteriosklerosis, kanker paru dsb. Para bidan,
dokter spesialis kebidanan harus mendukung upaya untuk menghentikan merokok
melalui kegiatan antenatal care, kelas antenatal bagi perokok mengurangi
periklanan tentang rokok, area bebas merokok, dan mengembangkan serta mendukung
kebijaksanaan tentang upaya mengurangi merokok di institusi atau tempat kerja
masing-masing.
c.
Alkohol dan kafein
Alkohol yang
dikonsurnsi ibu hamil dapat membahayakan jantung hamil dan merusak janin,
termasuk menimbulkan kecacatan dan kelainan pada janin dan menyebabkan kelahiran
prematur. Tidak hanya pada peminum atau pemakai alkohol rutin, tetapi juga pada
pemakai alkohol yang tidak rutin atau insidental. Efek pemakaian alkohol dalam
kehamilan adalah pertumbuhan janin terhambat, retardasi mental, kecacatan,
kelainan jantung dan kelainan neonatal. Munculnya efek ketidaknormalan pada ibu
hamil dengan konsumsi alkohol minimal 28.5 ml perhari dan terutama konsumsi
alkohol pada trimester pertama. Konsumsi kafein yang berlebihan mengakibatkan
bayi lahir mati, abortus dan persalinan prematur.
d.
Hamil dengan ketergantungan obat/ pengguna NAPZA
Pemakaian
obat-obatan pada wanita hamil sangat mempengaruhi ibu maupun
janinnya, terutama pada masa konsepsi dan trimester I kehamilan karena tahap
ini merupakan tahap organogenesisi atau pembentukan organ. Contoh
obat-obatan tersebut adalah ganja, morfin, heroin, pethidin, jenis barbiturate, alkohol, dan lain-lain akan
menimbulkan gangguan pada ibu dan janinnya. Janin akan mengalami cacat fisik,
kelahiran premaatur dan BBLR, serta
cacat mental dan sosial. Ibu hamil dengan ketergantungan obat umumnya takut melahirkan bayi cacat, merasa gehsah,
bingung dan takut terhadap akibat yang akan dialami oleh bayinya dengan
minum obat-obatan tersebut.
e.
Sinar rontgen atau radiasi
Pengaruh
sinar rontgen atau radiasi terhadap kehamilan terutama adalah pada trimester I
(umur 4 sampai 9 minggu dari hari pertama menstruasi terakhir). Pada kehamilan
trimester I merupakan tahap dasar pembentukan organ termasuk organ vital otak,
sumsum tulang belakang, jantung, ginjal dan pernafasan, sehingga paparan sinar
X-ray pada umur kehamilan ini akan menimbulkan resiko kecacatan janin,
malformasi janin, retardasi mental pada janin, abortus dan persalinan
prematurus. Efek radiasi terhadap janin tergantung dari umur kehamilan berapa
saat paparan radiasi berlangsung dan seberapa besar jumlah radiasi yang
diterima.
Kehamilan
tidak diinginkan biasanya dialami oleh para remaja yang dikarenakan seks pra
nikah atau seks bebas. Meskipun tidak menutup kemungkinan
bahwa kehamilan tidak diinginkan juga dapat terjadi pada ibu dengan
status marital atau pasangan sumi isteri yang sudah menikah Yang sedang tidak merencanakan
kehamilan, hal ini biasanya dikarenakan karena
kegagalan alat kontrasepsi. Kedua hal tersebut sama-sama memberi dampak
psikologis pada ibu hamil.
Reaksi
wanita yang mengalami hamil diluar nikah:
a. Melarikan
diri dari tanggung jawab, melakukan abortus, membuang anaknya, menitipkan anak
ke orang lain atau panti asuhan
b. Berusaha
melakukan aborsi dan bunuh diri
c. Melakukan
pekerjaan sebagai seorang ibu walau dengan keterpaksaan
Pada
kehamilan diluar nikah dan kehamilan tidak diinginkan bila kehamilan
dipertahankan kemungkinan orang tuanya akan menjadi single parents, bila
pasangan tidak mau menikahinya. Kalau terjadi pernikahan bisa terjadi
perkawinan bermasalah dengan beban perasaan tidak nyaman, stress, dihantui rasa
malu, rendah diri, merasa bersalah atau berdosa, depresi atau tertekan, pesimis
dan lain-lain.
6.
Kehamilan dengan kematian
janin dalam kandungan (IUFD)
Ibu hamil
dengan janin man dalam kandungan akan mengalami proses kehilangan karena sudah
ada proses dekat dengan bayinya. Pada proses kehilangan ibu akan menunjukkan
reaksi emosional tertentu seperti:
a.
Shock
dan menyangkal serta tidak percaya
b.
Marsh
dan bargaining atau tawar menawar
c.
Disorientasi
dan depresi
d.
Reorganisasi
dan penerimaan diri, mulai menerima kenyataan bahwa janinnya meniggal.
B.
FAKTOR
PSIKOLOGIS/ KELAINAN JIWA DALAM KEHAMILAN
Status emosional dan psikologis ibu
turut menentukan keadaan yang timbul sebagai akibat atau diperburuk oleh
kehamilan, sehingga dapat terjadi pergeseran dimana kehamilan sebagai proses
fisiologis menjadi kehamilan patologis.
Peristiwa kehamilan adalah peristiwa
fisiologis, namun proses alami tersebut dapat mengalami penyimpangan sampai
berubah menjadi patologis.
Ada dua macam stressor, yaitu:
1.
Stessor
internal, meliputi kecemasan, ketegangan, ketakutan, penyakit, cacat, tidak
percaya diri, perubahan penampilan, perubahan peran sebagai orang tua, sikap
ibu terhadap kehamilan, takut terhadap kehamilan persalinan, kehilangan
pekerjaan.
2.
Stressor
eksternal: status marital, maladaptasi, relationship, kasih sayang, support
mental, broken home.
Pada peristiwa kehamilan merupakan
suatu rentang waktu, dimana tidak hanya terjadi perubahan fisiologi, tetapi
juga terjadi perubahan psikologis yang memerlukan penyesuaian emosi, pola
berfikir dan perilaku yang berlanjut hingga bayi lahir. Latar belakang munculnya gangguan
psikologik atau kejiwaan adalah berbagai ketidakmatangan dalam perkembangan
emosional dan psikoseksual dalam rangka kesanggupan seseorang untuk
menyesuaikan diri dengan situasi tertentu termasuk kehamilan. Kadang-kadang
muncul penyakit jiwa (psikosis) dalam kehamilan. Kelainan jiwa dapat menjadi
berat dalam kehamilan. Ada beberapa keadaan spesifik dalam kehamilan yang
mungkin juga menimbulkan kelainan jiwa atau gangguan psikologis misalnya
hyperemesis gravidarum, abortus, pre eklampsia/eklampsia. Pada kasus psikologis
atau kelainan jiwa yang berat perlu support atau dorongan dan dukungan dari signficant others (orang terdekat) dalam
keluarga.
Ø Support
keluarga
Ibu merupakan
salah satu anggota keluarga yang sangat berpengaruh, sehingga perubahan apapun
yang terjadi pada ibu akan mempengaruhi keluarga. Kehamilan merupakan krisis
bagi kehidupan keluarga dan diikuti oleh stress dan kecemasan. Kehamilan dapat
dikatakan sebagai maturasi dan suatu kejadian yang biasa dalam tumbuh kembang
keluarga.
Kehamilan
melibatkan seluruh anggota keluarga. Karena konsepsi merupakan awal, bukan saja
bagi janin yang sedang berkembang, tetapi juga bagi keluarga, yakni dengan
hadirnya seorang anggota keluarga baru dan terjadinya perubahan hubungan dalam
keluarga, maka setiap anggota keluarga harus beradaptasi terhadap kehamilan dan
menginterpretasikannya berdasarkan kebutuhan masing-masing.
Hubungan antara
wanita dan ibunya terbukti signifikan dalam adaptasi terhadap kehamilan dan
menjadi ibu. Keberadaan ibu disamping anak perempuannya selama masa kanak-kanak
seringkali berarti ibu juga akan hadir dan mendukung selama anaknya hamil.
Reaksi ibu terhadap kehamilan anaknya menandakan penerimaannya terhadap cucu
dan anak perempuannya dan ini sangat membantu ibu dalam menghadapi kehamilannya
dengan lebih tenang.
Selama krisis
keluarga dan individu dalam keadaan tidak seimbang dan tidak dapat dipecahkan
akan mengakibatkan tingkah laku maladaptif dalam anggota keluarga dan
kemungkinan terjadi perpecahan antara anggota keluarga. Anggota keluarga yang
mampu memecahkan krisis, maturasi dengan sukses akan kembali kepada tugas/
fungsi yang maksimal dan ini merupakan kekuatan bagi keluarga untuk menciptakan
hubungan baik.
Pemecahan
masalah dipengaruhi oleh individu dan keluarga yaitu;
1)
Bagaimana
organisasi keluarga itu
2)
Pengalaman
yang lalu menghadapi krisis
3)
Cara-cara
mempergunakan pola pemecahan masalah
4)
Kemampuan
dan adanya sumber-sumber
Tugas keluarga
yang saling melengkapi dan dapat menghindari konflik adalah dengan cara
pasangan merencanakan untuk kedatangan anaknya, mencari informasi bagaimana
menjadi ibu dan ayah, suami mempersiapkan peran sebagai ibu rumah tangga.
Agar kehamilan
dapat berjalan lancar dan ibu dapat mengadakan hubungan yang sehat dengan
bayinya, maka reaksi ibu terhadap kehamilan seharusnya:
1)
Menerima
kehamilan
2)
Menghilangkan
rasa takut terhadap persalinan
3) Menerima
peran ibu
4) Menciptakan
ikatan antara ibu dan bayinya.
Penelitian menunjukkan bahwa dukungan emosi dan pasangan merupakan
faktor penting dalam mencapai keberhasilan tugas perkembangan ini.
No comments:
Post a Comment