KATA
PENGANTAR
Puji
syukur Penulis limpahkan kehadirat Tuhan YME, karena atas pertolongan Nya,
penulis dapat menyelesaikan Makalah ini tepat pada waktu yang telah
direncanakan sebelumnya. Tak lupa salam Penulis haturkan kepada keluarga dan
sahabat, semoga selalu dapat menuntun Penulis pada ruang dan waktu yang lain.
Makalah
ini disusun untuk menyelesaikan tugas Patologi dan Terminologi Medis III dengan
judul :
“ KULIT “
Untuk menyelesaikan Makalah ini adalah suatu hal yang
mustahil apabila penulis tidak mendapatkan bantuan dan kerjasama dari berbagai
pihak.
Penulis
berharap semoga Makalah ini bermanfaat bagi semua pihak dan bila terdapat
kekurangan dalam pembuatan laporan ini penulis mohon maaf, karena penulis
menyadari Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan
Yogyakarta,
21 Oktober 2014
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL......................................................................................
KATA PENGANTAR...................................................................................
DAFTAR ISI..................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG.........................................................................
B. TUJUAN..............................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. ANATOMI
HIDUNG.........................................................................
B. PERSYARAFAN
HIDUNG...............................................................
C. FISIOLOGI
HIDUNG........................................................................
D. MEKANISME
KERJA PENCIUMAN / PEMBAU..........................
E. GANGGUAN
PADA PENCIUMAN................................................
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN...................................................................................
B. SARAN................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Kulit
merupakan organ tubuh paling besar yang melapisi seluruh bagian tubuh,
membungkus daging dan organ-organ yang ada di dalamnya. Pemahaman tentang
anatomi dan fisiologi kulit akan membantu mempermudah perawatan kulit untuk
mendapatkan kulit wajah yang segar, lembab, halus, lentur dan bersih. Luas
kulit pada manusia rata-rata + 2 meter persegi dengan berat 10 kg jika
ditimbang dengan lemaknya atau 4 kg jika tanpa lemak atau beratnya sekitar 16 %
dari berat badan seseorang.
Kulit
memiliki fungsi melindungi bagian tubuh dari berbagai macam gangguan dan
rangsangan luar. Fungsi perlindungan ini terjadi melalui sejumlah mekanisme
biologis, seperti pembentukan lapisan tanduk secara terus menerus (keratinisasi
dan pelepasan sel-sel kulit ari yang sudah mati), respirasi dan pengaturan suhu
tubuh, produksi sebum dan keringat serta pembentukan pigmen melanin untuk
melindungi kulit dari bahaya sinar ultra violet.
Kulit
merupakan suatu kelenjar holokrin yang cukup besar dan seperti jaringan
tubuh lainnya, kulit juga bernafas (respirasi), menyerap oksigen dan
mengeluarkan karbondioksida. Kulit menyerap oksigen yang diambil lebih banyak
dari aliran darah, begitu pula dalam pengeluaran karbondioksida.
Kecepatan penyerapan oksigen ke dalam kulit dan pengeluaran karbondioksida dari
kulit tergantung pada banyak faktor di dalam maupun di luar kulit, seperti
temperatur udara atau suhu, komposisi gas di sekitar kulit, kelembaban udara,
kecepatan aliran darah ke kulit, tekanan gas di dalam darah kulit,
penyakit-penyakit kulit, usia, keadaan vitamin dan hormon di kulit, perubahan
dalam metabolisme sel kulit dan pemakaian bahan kimia pada kulit.
Sifat-sifat
anatomis dan fisiologis kulit di berbagai daerah tubuh berbeda. Sifat-sifat
anatomis yang khas, berhubungan erat dengan tuntutan-tuntutan faali yang
berbeda di masing-masing daerah tubuh, seperti halnya kulit di telapak tangan,
telapak kaki, kelopak mata, ketiak dan bagian lainnya merupakan pencerminan penyesuaiannya
kepada fungsinya di masing-masing tempat. Kulit di daerah-daerah tersebut
berbeda ketebalannya, keeratan hubungannya dengan lapisan bagian dalam, dan
berbeda pula dalam jenis serta banyaknya andeksa yang ada di dalam lapisan
kulitnya. Pada permukaan kulit terlihat adanya alur-alur atau garis-garis halus
yang membentuk pola yang berbeda di berbagai daerah tubuh serta bersifat khas
bagi setiap orang, seperti yang ada pada jari-jari tangan, telapak tangan dan
telapak kaki atau dikenal dengan pola sidik jari (dermatoglifi).
B.
Tujuan
1. Mengetahui
tentang Anatomi kulit
2. Mengetahui
tentang fisiologi kulit
3. Mengetahui
tentamg fungsi kulit
4. Mengetahui
jenis kulit
5. Mengetahui
tentang gangguan pada kulit
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Anatomi
Kulit
Kulit
merupakan organ tubuh paling besar yang melapisi seluruh bagian tubuh,
membungkus daging dan organ-organ yang ada di dalamnya. Pemahaman tentang
anatomi dan fisiologi kulit akan membantu mempermudah perawatan kulit untuk
mendapatkan kulit wajah yang segar, lembab, halus, lentur dan bersih. Luas
kulit pada manusia rata-rata + 2 meter persegi dengan berat 10 kg jika
ditimbang dengan lemaknya atau 4 kg jika tanpa lemak atau beratnya sekitar 16 %
dari berat badan seseorang.
Kulit
memiliki fungsi melindungi bagian tubuh dari berbagai macam gangguan dan
rangsangan luar. Fungsi perlindungan ini terjadi melalui sejumlah mekanisme
biologis, seperti pembentukan lapisan tanduk secara terus menerus (keratinisasi
dan pelepasan sel-sel kulit ari yang sudah mati), respirasi dan pengaturan suhu
tubuh, produksi sebum dan keringat serta pembentukan pigmen melanin untuk
melindungi kulit dari bahaya sinar ultra violet.
Kulit
merupakan suatu kelenjar holokrin yang cukup besar dan seperti jaringan
tubuh lainnya, kulit juga bernafas (respirasi), menyerap oksigen dan
mengeluarkan karbondioksida. Kulit menyerap oksigen yang diambil lebih banyak
dari aliran darah, begitu pula dalam pengeluaran karbondioksida.
Kecepatan penyerapan oksigen ke dalam kulit dan pengeluaran karbondioksida dari
kulit tergantung pada banyak faktor di dalam maupun di luar kulit, seperti
temperatur udara atau suhu, komposisi gas di sekitar kulit, kelembaban udara,
kecepatan aliran darah ke kulit, tekanan gas di dalam darah kulit,
penyakit-penyakit kulit, usia, keadaan vitamin dan hormon di kulit, perubahan
dalam metabolisme sel kulit dan pemakaian bahan kimia pada kulit.
Sifat-sifat
anatomis dan fisiologis kulit di berbagai daerah tubuh berbeda. Sifat-sifat
anatomis yang khas, berhubungan erat dengan tuntutan-tuntutan faali yang
berbeda di masing-masing daerah tubuh, seperti halnya kulit di telapak tangan,
telapak kaki, kelopak mata, ketiak dan bagian lainnya merupakan pencerminan
penyesuaiannya kepada fungsinya di masing-masing tempat. Kulit di daerah-daerah
tersebut berbeda ketebalannya, keeratan hubungannya dengan lapisan bagian
dalam, dan berbeda pula dalam jenis serta banyaknya andeksa yang ada di dalam
lapisan kulitnya.
Pada
permukaan kulit terlihat adanya alur-alur atau garis-garis halus yang membentuk
pola yang berbeda di berbagai daerah tubuh serta bersifat khas bagi setiap
orang, seperti yang ada pada jari-jari tangan, telapak tangan dan telapak kaki
atau dikenal dengan pola sidik jari (dermatoglifi). Struktur kulit terdiri dari tiga
lapisan yaitu : kulit ari (epidermis), sebagai lapisan yang paling luar,
kulit jangat (dermis, korium ataukutis) dan jaringan penyambung di bawah
kulit (tela subkutanea,hipodermis atau subkutis).
1. Kulit
ari (Epidermis)
Epidermis merupakan bagian kulit paling luar, yang dapat berfungsi
melindungi, berupa gangguan yang bersifat panas, misalnya radiasi, sengatan
sinar ultra violet; gangguan infeksi luar terutama kuman/ bakteri maupun jamur.
serta
menjaga keseimbangan tubuh terhadap lingkungan.
Ketebalan epidermis berbeda-beda pada berbagai bagian tubuh, yang
paling tebal berukuran 1 milimeter misalnya pada telapak tangan dan telapak
kaki, dan yang paling tipis berukuran 0,1 milimeter terdapat pada kelopak mata,
pipi, dahi dan perut. Sel-sel epidermis disebut keratinosit.Epidermis
melekat erat pada dermis karena secara fungsional epidermis memperoleh zat-zat
makanan dan cairan antar sel dari plasma yang merembes melalui dinding-dinding
kapiler dermis ke dalam epidermis. Pada epidermis dibedakan atas lima lapisan
kulit, yaitu :
a. Lapisan tanduk (stratum
corneum), merupakan lapisan epidermisyang paling atas, dan menutupi semua
lapisan epiderma lebih ke dalam. Lapisan tanduk terdiri atas beberapa lapis sel
pipih, tidak memiliki inti, tidak mengalami proses metabolisme, tidak berwarna
dan sangat sedikit mengandung air.
Pada
telapak tangan dan telapak kaki jumlah baris keratinosit jauh lebih
banyak, karena di bagian ini lapisan tanduk jauh lebih tebal.Lapisan tanduk ini
sebagian besar terdiri atas keratin yaitu sejenis protein yang tidak larut
dalam air dan sangat resisten terhadap bahan-bahan kimia. Lapisan ini dikenal
dengan lapisan horny, terdiri dari milyaran sel pipih yang mudah
terlepas dan digantikan oleh sel yang baru setiap 4 minggu, karena usia setiap
sel biasanya hanya 28 hari Pada saat terlepas, kondisi kulit akan terasa
sedikit kasar sampai muncul lapisan baru.
Proses
pembaruan lapisan tanduk, terus berlangsung sepanjang hidup, menjadikan kulit
ari memiliki self repairing capacity atau kemampuan memperbaiki diri.
Bertambahnya usia dapat menyebabkan proses keratinisasi berjalan lebih lambat.
Ketika usia mencapai sekitar 60 tahunan, proses keratinisasi, membutuhkan waktu
sekitar 45 - 50 hari, akibatnya lapisan tanduk yang sudah menjadi lebih kasar,
lebih kering, lebih tebal, timbul bercak-bercak putih karena melanosit lambat
bekerja dan penyebaran melanintidak lagi merata serta tidak lagi cepat
digantikan oleh lapisan tanduk baru.
b. Lapisan bening (stratum lucidum)
disebut juga lapisan barrier, terletak tepat di bawah lapisan tanduk,
dan dianggap sebagaipenyambung lapisan tanduk dengan lapisan berbutir.
Lapisanbening terdiri dari protoplasma sel-sel jernih yang kecil-kecil,
tipisdan bersifat translusen sehingga dapat dilewati sinar (tembuscahaya).
Lapisan ini sangat tampak jelas pada telapak tangan dantelapak kaki. Proses
keratinisasi bermula dari lapisan bening.
c. Lapisan berbutir (stratum
granulosum) tersusun oleh sel-sel keratinosit berbentuk kumparan yang
mengandung butir-butir di dalam protoplasmanya, berbutir kasa dan berinti
mengkerut. Lapisan ini tampak paling jelas pada kulit telapak tangan dan
telapak kaki.
d. Lapisan
bertaju (stratum spinosum) disebut juga lapisan malphigi terdiri
atas sel-sel yang saling berhubungan dengan perantaraan jembatan-jembatan
protoplasma berbentuk kubus. Jika sel-sel lapisan saling berlepasan, maka
seakan-akan selnya bertaju. Setiap sel berisi filamen-filamen kecil yang
terdiri atas serabut protein. Sel-sel pada lapisan taju normal, tersusun
menjadi beberapa baris. Bentuk sel berkisar antara bulat ke bersudut banyak (polygonal),
dan makin ke arah permukaan kulit makin besar ukurannya. Di antara sel-sel taju
terdapat celah antar sel halus yang berguna untuk peredaran cairan jaringan
ekstraseluler dan pengantaran butir-butir melanin. Sel-sel di bagian lapis taju
yang lebih dalam, banyak yang berada dalam salah satu tahap mitosis.
Kesatuan-kesatuan lapisan taju mempunyai susunan kimiawi yang khas; inti-inti
sel dalam bagian basal lapis taju mengandung kolesterol, asam amino dan glutation.
e. Lapisan benih (stratum
germinativum atau stratum basale) merupakan lapisan terbawah
epidermis, dibentuk oleh satu baris sel torak (silinder) dengan kedudukan tegak
lurus terhadap permukaan dermis. Alas sel-sel torak ini bergerigi dan bersatu
dengan laminabasalis di bawahnya. Lamina basalis yaitu struktur halus yang
membatasi epidermis dengan dermis.Pengaruh lamina basalis cukup besar terhadap
pengaturan metabolisme demo-epidermal dan fungsi-fungsi vital kulit.Di dalam
lapisan ini sel-sel epidermis bertambah banyak melalui mitosis dan sel-sel tadi
bergeser ke lapisan-lapisan lebih atas, akhirnya menjadi sel tanduk. Di dalam
lapisan benih terdapat pula sel-sel bening (clear cells, melanoblasatau melanosit)
pembuat pigmen melanin kulit.
2. Kulit
Jagat (Dermis)
Kulit
jangat atau dermis menjadi tempat ujung saraf perasa, tempat
keberadaan kandung rambut, kelenjar keringat dan kelenjar-kelenjar palit atau kelenjar minyak,
pembuluh-pembuluh darah dan getah bening, dan otot penegak rambut (muskulus
arektor pili).
Sel-sel
umbi rambut yang berada di dasar kandung rambut, terus-menerus membelah dalam
membentuk batang rambut.Kelenjar palit yang menempel di saluran kandung rambut,
menghasilkan minyak yang mencapai permukaan kulit melalui muara
kandungrambut.Kulit jangat sering disebut kulit sebenarnya dan 95 % kulit
jangat membentuk ketebalan kulit.Ketebalan rata-rata kulit jangat diperkirakan
antara 1 - 2 mm dan yang paling tipis terdapat di kelopak mata serta yang
paling tebal terdapat di telapak tangan dan telapak kaki.Susunan dasar kulit
jangat dibentuk oleh serat-serat, matriksinterfibrilar yang menyerupai
selai dan sel-sel.
Keberadaan
ujung-ujung saraf perasa dalam kulit jangat,memungkinkan membedakan berbagai
rangsangan dari luar.Masingmasing saraf perasa memiliki fungsi tertentu,
seperti saraf dengan fungsi mendeteksi rasa sakit, sentuhan, tekanan, panas,
dan dingin.Saraf perasa juga memungkinkan segera bereaksi terhadap hal-halyang
dapat merugikan diri kita. Jika kita mendadak menjadi sangat takut atau sangat
tegang, otot penegak rambut yang menempel di kandung rambut, akan mengerut dan
menjadikan bulu roma atau bulu kuduk berdiri. Kelenjar palit yan menempel di
kandung rambut memproduksi minyak untuk melumasi permukaan kulit dan batang
rambut.Sekresi minyaknya dikeluarkan melalui muara kandung rambut.Kelenjar
keringat menghasilkan cairan keringat yang dikeluarkan ke permukaan kulit
melalui pori-pori kulit.
Di dalam
lapisan kulit jangat terdapat dua macam kelenjar yaitu kelenjar keringat dan
kelenjar palit.
1) Kelenjar
keringat,
Kelenjar
keringat terdiri dari fundus (bagian yang melingkar) dan duet yaitu
saluran semacam pipa yang bermuara pada permukaan kulit membentuk pori-pori
keringat. Semua bagian tubuh dilengkapi dengan kelenjar keringat dan lebih
banyak terdapat dipermukaantelapak tangan, telapak kaki, kening dan di bawah
ketiak. Kelenjar keringat mengatur suhu badan dan membantu membuang sisa-sisa
pencernaan dari tubuh.Kegiatannya terutama dirangsang oleh panas, latihan
jasmani, emosi dan obat-obat tertentu.
2) Kelenjar
palit,
Kelenjar
palit terletak pada bagian atas kulit jangat berdekatan dengan kandung rambut
terdiri dari gelembung-gelembung kecil yang bermuara ke dalam kandung rambut (folikel).Folikel
rambut mengeluarkan lemak yang meminyaki kulit dan menjaga kelunakan
rambut.Kelenjar palit membentuk sebum atau urap kulit.Terkecuali pada telapak
tangan dan telapak kaki, kelenjar palit terdapat di semua bagian tubuh terutama
pada bagian muka.
Pada
umumnya, satu batang rambut hanya mempunyai satu kelenjar palit atau
kelenjar sebasea yang bermuara pada saluran folikel rambut.Pada
kulit kepala, kelenjar palit atau kelenjar sebasea menghasilkan
minyak untuk melumasi rambut dan kulit kepala.Pada kebotakan orang dewasa,
ditemukan bahwa kelenjar palit atau kelenjar sebasea membesar
sedangkan folikel rambut mengecil. Pada kulit badan termasuk pada bagian
wajah, jikaproduksi minyak dari kelenjar palit atau kelenjar sebasea berlebihan,
maka kulit akan lebih berminyak sehingga memudahkan timbulnya jerawat.
3. Jaringan Subkutan (Subkutis atau
Hipodermis)
Lapisan
ini terutama mengandung jaringan lemak, pembuluh darah dan limfe, saraf-saraf
yang berjalan sejajar dengan permukaan kulit.Cabang-cabang dari
pembuluh-pembuluh dan saraf-saraf menuju lapisan kulit jangat.Jaringan ikat
bawah kulit berfungsi sebagaibantalan atau penyangga benturan bagi organ-organ
tubuh bagian dalam, membentuk kontur tubuh dan sebagai cadangan makanan.
Ketebalan
dan kedalaman jaringan lemak bervariasi sepanjang kontur tubuh, paling tebal di
daerah pantat dan paling tipis terdapat di kelopak mata. Jika usia menjadi tua,
kinerja liposit dalam jaringan ikat bawah kulit juga menurun. Bagian tubuh yang
sebelumnya berisi banyak lemak, lemaknya berkurang sehingga kulit akan
mengendur serta makin kehilangan kontur.
B.
Fisiologi Kulit
Kulit merupakan organ paling luas
permukaannya yang membungkus seluruh bagian luar tubuh sehingga kulit sebagai
pelindung tubuh terhadap bahaya bahan kimia, cahaya matahari mengandung sinar
ultraviolet dan melindungi terhadap mikroorganisme serta menjaga keseimbangan
tubuh terhadap lingkungan. Kulit merupakan indikator bagi seseorang untuk
memperoleh kesan umum dengan melihat perubahan yang terjadi pada kulit.
Misalnya menjadi pucat, kekuning–kuningan, kemerah–merahan atau suhu kulit
meningkat, memperlihatkan adanya kelainan yang terjadi pada tubuh gangguan
kulit karena penyakit tertentu. Gangguan psikis juga dapat menyebabkan kelainan
atau perubahan pada kulit. Misalnya karena stress, ketakutan atau dalam
keadaaan marah, akan terjadi perubahan pada kulit wajah. Perubahan struktur
kulit dapat menentukan apakah seseorang telah lanjut usia atau masih muda.
Wanita atau pria juga dapat membedakan penampilan kulit. Warna kulit juga dapat
menentukan ras atau suku bangsa misalnya kulit hitam suku bangsa negro, kulit
kuning bangsa mongol, kulit putih dari eropa dan lain-lain.
Perasaan pada kulit adalah perasaan
reseptornya yang berada pada kulit. Pada organ sensorik kulit terdapat 4
perasaan yaitu rasa raba/tekan, dingin, panas, dan sakit. Kulit mengandung
berbagai jenis ujung sensorik termasuk ujung saraf telanjang atau tidak
bermielin. Pelebaran ujung saraf sensorik terminal dan ujung yang berselubung
ditemukan pada jaringan ikat fibrosa dalam. Saraf sensorik berakhir sekitar
folikel rambut, tetapi tidak ada ujung yang melebaratau berselubung untuk
persarafan kulit.
Penyebaran kulit pada berbagai
bagian tubuh berbeda-beda dan dapat dilihat dari keempat jenis perasaan yang
dapat ditimbulkan dari daerah-daerah tersebut. Pada pemeriksaan histologi,
kulit hanya mengandung saraf telanjang yang berfungsi sebagai mekanoreseptor
yang memberikan respon terhadap rangsangan raba. Ujung saraf sekitar folikel
rambut menerima rasa raba dan gerakan rambut menimbulkan perasaan (raba
taktil). Walaupun reseptor sensorik kulit kurang menunjukkan ciri khas, tetapi
secara fisiologis fungsinya spesifik. Satu jenis rangsangan dilayani oleh ujung
saraf tertentu dan hanya satu jenis perasaan kulit yang disadari.
C.
Fungsi
Kulit
Kulit pada manusia mempunyai fungsi yang sangat
penting selain menjalin kelangsungan hidup secara umum yaitu :
1.
Proteksi
Kulit menjaga bagian dalam tubuh terhadap gangguan
fisis atau mekanis, misalnya terhadap gesekan, tarikan, gangguan kimiawi yang
dapat menimbulkan iritasi (lisol, karbol dan asam kuat). Gangguan panas misalnya
radiasi, sinar ultraviolet, gangguan infeksi dari luar misalnya bakteri dan
jamur. Karena adanya bantalan lemak, tebalnya lapisan kulit dan serabut–serabut
jaringan penunjang berperan sebagai pelindung terhadap gangguan fisis.
Melanosit turut berperan dalam melindungi kulit terhadap sinar matahari dengan
mengadakan tanning (pengobatan dengan asam asetil).
2.
Proteksi rangsangan
kimia
Dapat terjadi karena sifat stratum korneum yang
impermeable terhadap berbagai zat kimia dan air. Di samping itu terdapat
lapisan keasaman kulit yang melindungi kontak zat kimia dengan kulit. Lapisan
keasaman kulit terbentuk dari hasil ekskresi keringat dan sebum yang
menyebabkan keasaman kulit antara pH 5-6,5. Ini merupakan perlindungan terhadap
infeksi jamur dan sel–sel kulit yang telah mati melepaskan diri secara teratur.
3.
Absorbsi
Kulit yang sehat tidak mudah menyerap air, larutan
dan benda padat, tetapi cairan yang mudah menguap lebih mudah diserap, begitu
juga yang larut dalam lemak. Permeabilitas kulit terhadap O2, CO2 dan uap air
memungkinkan kulit ikut mengambil bagian pada fungsi respirasi. Kemampuan
absorbsi kulit dipengaruhi tebal tipisnya kulit, hidrasi, kelembapan dan
metabolisme. Penyerapan dapat berlangsung melalui celah di antara sel, menembus
sel–sel epidermis, atau melalui saluran kelenjar dan yang lebih banyak melalui
sel–sel epidermis.
4.
Pengatur panas
Suhu tubuh tetap stabil meskipun terjadi perubahan
suhu lingkungan. Hal ini karena adanya penyesuaian antara panas yang dihasilkan
oleh pusat pengatur panas, medulla oblongata. Suhu normal dalam tubuh
yaitu suhu visceral 36-37,5 derajat untuk suhu kulit lebih rendah. Pengendalian
persarafan dan vasomotorik dari arterial kutan ada dua cara yaitu vasodilatasi
(kapiler melebar, kulit menjadi panas dan kelebihan panas dipancarkan ke
kelenjar keringat sehingga terjadi penguapan cairan pada permukaan tubuh) dan
vasokonstriksi (pembuluh darah mengerut, kulit menjadi pucat dan dingin,
hilangnya keringat dibatasi, dan panas suhu tubuh tidak dikeluarkan).
5.
Ekskresi
Kelenjar–kelenjar kulit mengeluarkan zat–zat yang
tidak berguna lagi atau zat sisa metabolisme dalam tubuh berupa NaCl, urea,
asam urat, dan amonia. Sebum yang diproduksi oleh kulit berguna untuk
melindungi kulit karena lapisan sebum (bahan berminyak yang melindungi kulit)
ini menahan air yang berlebihan sehingga kulit tidak menjadi kering. Produksi
kelenjar lemak dan keringat menyebabkan keasaman pada kulit.
6.
Persepsi
Kulit mengandung ujung–ujung saraf sensorik di
dermis dan subkutis. Respons terhadap rangsangan panas diperankan oleh dermis
dan subkutis, terhadap dingin diperankan oleh dermis, peradaban diperankan oleh
papila dermis dan markel renvier, sedangkan tekanan diperankan oleh epidermis.
Serabut saraf sensorik lebih banyak jumlahnya di daerah yang erotik.
7.
Pembentukan Pigmen
Sel pembentukan pigmen (melanosit) terletak
pada lapisan basal dan sel ini berasal dari rigi saraf. Melanosit membentuk
warna kulit. Enzim melanosum dibentuk oleh alat golgi dengan bantuan
tirosinase, ion Cu, dan O2 terhadap sinar matahari memengaruhi melanosum.
Pigmen disebar ke epidermis melalui tangan–tangan dendrit sedangkan lapisan di
bawahnya dibawa oleh melanofag. Warna kulit tidak selamanya dipengaruhi oleh
pigmen kulit melainkan juga oleh tebal-tipisnya kulit, reduksi Hb dan karoten.
8.
Keratinisasi
Keratinosit dimulai dari sel basal yang mengadakan
pembelahan. Sel basal yang lain akan berpindah ke atas dan berubah bentuk
menjadi sel spinosum. Makin ke atas sel ini semakin gepeng dan bergranula
menjadi sel granulosum. Semakin lama intinya menghilang dan keratinosit ini
menjadi sel tanduk yang amorf. Proses ini berlangsung terus menerus seumur
hidup. Keratinosit melalui proses sintasis dan degenerasi menjadi lapisan
tanduk yang berlangsung kira–kira 14-21 hari dan memberikan perlindungan kulit
terhadap infeksi secara mekanis fisiologik.
9.
Pembentukan vitamin D
Dengan mengubah dehidroksi kolesterol dengan
pertolongan sinar matahari. Tetapi kebutuhan vitamin D tidak cukup dengan hanya
dari proses tersebut. Pemberian vitamin D sistemik masih tetap diperlukan.
10. Penyerapan terbatas
Kulit dapat menyerap zat-zat
tertentu, terutama zat-zat yang larutdalam lemak dapat diserap ke dalam kulit.
Hormon yang terdapat pada krim muka dapat masuk melalui kulit dan mempengaruhi
lapisankulit pada tingkatan yang sangat tipis.Penyerapan terjadi melaluimuara
kandung rambut dan masuk ke dalam saluran kelenjar palit,merembes melalui
dinding pembuluh darah ke dalam peredaran darahkemudian ke berbagai organ tubuh
lainnya.
11. Penyimpanan
Kulit dapat menyimpan lemak di dalam
kelenjar lemak. Kulit berfungsi sebagai alat penampung air dan lemak yang dapat
melepaskannya bilamana diperlukan. Kulit dan jaringan di bawahnya bekerja
sebagai tempat penyimpanan air, jaringan adipose di bawah kulit merupakan
tempat penyimpanan lemak yang utama pada tubuh.
D.
Jenis Kulit
Pada
umumnya jenis kulit manusia dapat dikelompokkan menjadi :
1.
Kulit Normal
Kulit
normal cenderung mudah dirawat. Kelenjar minyak (sebaceousgland) pada
kulit normal biasanya ‘tidak bandel’, karena minyak(sebum) yang dikeluarkan
seimbang, tidak berlebihan ataupun kekurangan. Meski demikian, kulit normal
tetap harus dirawat agar senantiasa bersih, kencang, lembut dan segar. Jika
tidak segera dibersihkan, kotoran pada kulit normal dapat menjadi jerawat.
Selain itu kulit yang tidak terawat akan mudah mengalami penuaan dini seperti
keriput dan tampilannya pun tampak lelah.
Ciri-ciri
kulit normal adalah kulit lembut, lembab berembun, segar dan bercahaya, halus
dan mulus, tanpa jerawat, elastis, serta tidak terlihat minyak yang berlebihan
juga tidak terlihat kering. Meskipun jika dilihat sepintas tidak bermasalah,
kulit normal tetap harus dijaga dan dirawat dengan baik, karena jika tidak dirawat,
kekenyalan dan kelembaban kulit normal akan terganggu, terjadi penumpukan kulit
mati dan kotoran dapat menyebabkan timbulnya jerawat.
2.
Kulit Berminyak
Kulit
berminyak banyak dialami oleh wanita di daerah tropis. Karena pengaruh
hormonal, kulit berminyak biasa dijumpai pada remaja puteri usia sekitar 2
tahunan, meski ada juga pada wanita usia 30-40 tahun yang mengalaminya.
Penyebab kulit berminyak adalah karena kelenjar minyak (sebaceous gland)
sangat produktif, hingga tidak mampu mengontrol jumlah minyak (sebum) yang
harus dikeluarkan.Sebaceaous gland pada kulit berminyak yang biasanya
terletak dilapisan dermis, mudah terpicu untuk bekerja lebih aktif.
3.
Kulit Kering
Kulit
kering memiliki karakteristik yang cukup merepotkan bagi pemiliknya, karena
pada umumnya kulit kering menimbulkan efek yang tidak segar pada kulit, dan
kulit pun cenderung terlihat berkeriput. Kulit kering memiliki kadar minyak
atau sebum yang sangat rendah dan cenderung sensitif, sehingga terlihat parched
karena kulit tidak mampu mempertahankan kelembabannya. Ciri dari kulit
kering adalah kulit terasa kaku seperti tertarik setelah mencuci muka dan akan
mereda setelah dilapisi dengan krim pelembab. Kondisi kulit dapat menjadi lebih
buruk apabila terkena angin, perubahan cuaca dari dingin ke panas atau
sebaliknya. Garis atau kerutan sekitar pipi, mata dansekitar bibir dapat muncul
dengan mudah pada wajah yang berkulitkering.
4.
Kulit Sensitif
Diagnosis
kulit sensitif didasarkan atas gejala-gejala penambahan warna, dan reaksi cepat
terhadap rangsangan. Kulit sensitif biasanya lebih tipis dari jenis kulit lain
sehingga sangat peka terhadap hal-hal yang bisa menimbulkan alergi (allergen).
Pembuluh darah kapiler dan ujung saraf pada kulit sensitif terletak sangat
dekat dengan permukaan kulit.Jika terkena allergen, reaksinya pun sangat
cepat.
Bentuk-bentuk
reaksi pada kulit sensitif biasanya berupa bercak merah, gatal, iritasi hingga
luka yang jika tidak dirawat secara baik dan benar akan berdampak serius. Warna
kemerahan pada kulit sensitive disebabkan allergen memacu pembuluh darah
dan memperbanyak aliran darah ke permukaan kulit. Berdasarkan sifatnya tadi,
perawatan kulit sensitif ditujukan untuk melindungi kulit serta mengurangi dan menanggulangi
iritasi.
Kulit
sensitif seringkali tidak dapat diamati secara langsung, diperlukan bantuan
dokter kulit atau dermatolog untuk memeriksanya dalam tes alergi-imunologi.
Dalam pemeriksaan alergi, biasanya pasienakan diberi beberapa allergen untuk
mengetahui kadar sensitivitas kulit. Kulit sensitif memiliki ciri-ciri sebagai
berikut : mudah alergi, cepat bereaksi terhadap allergen, mudah iritasi
dan terluka, tekstur kulit tipis, pembuluh darah kapiler dan ujung saraf berada
sangat dekat dengan permukaan kulit sehingga kulit mudah terlihat kemerahan.
Faktor-faktor
yang dapat menjadi allergen bagi kulit sensitif antaralain : makanan
yang pedas dan berbumbu tajam, kafein, nikotin dan minuman beralkohol, niasin
atau vitamin B3, kandungan parfum dan pewarna dalam kosmetika, sinar
ultraviolet dan gangguan stres. Kulit sensitif berbeda dengan kulit reaktif. Meski
timbul bercak kemerahan atau gatal-gatal akibat penggunaan kosmetika tertentu,
belum tentu menjadi gejala atau tanda kulit sensitif. Kemungkinan bercak kemerahan
tadi hanya menandakan iritasi ringan, yang akan hilang sendiri. Kulit reaktif
seperti ini dapat menjadi sensitif jika iritasi kemudian meluas dan sukar
sembuh. Untuk membedakannya perlu dilakukan tes alergi-imunologi oleh dokter
kulit.
E.
Gangguan pada Kulit
1. Jerawat
Masalah
paling sering terjadi pada kulit berminyak adalah jerawat, meskipun tidak
tertutup kemungkinan timbul pada jenis kulit lain. Pada dasarnya jerawat
disebabkan oleh tumbuhnya kotoran dan sel kulit mati yang mengakibatkan folikel
dan pertumbuhan sebum terhambat. Produksi minyak pada kulit biasanya disalurkan
melalui folikel rambut. Kotoran atau sel kulit mati yang tidak dibersihkanakan
menyumbat saluran ini hingga minyak yang ke luar akan bertumpuk dan menjadi
komedo. Jika terkena bakteri akne, komedo akan menjadi jerawat.
Jerawat
atau akne adalah suatu penyakit radang yang mengenai susunan pilosebaseus yaitu
kelenjar palit dengan folikel rambutnya.Jerawat sangat umum terdapat
pada anak-anak masa pubertas dan dianggap fisiologis oleh karena perubahan hormonal.
Timbunan lemak di bawah kulit ini selain membuat kulit kasar, tidak rata juga
tidak enak dipandang mata. Penderita umumnya mempunyai jenis kulit berminyak.
Kulit kasar akan makin menjadi, pada kulit yang kurang memproduksi minyak,
seperti mereka yang termasuk kategori berkulit kering. Selain perubahan hormonal,
kesalahan memilih kosmetik juga dapat menyebabkan timbulnya jerawat.
Kurang
lebih 90% remaja, wanita dan pria terkena jerawat dan biasanya menghilang
sebelum usia mencapai 20 tahun tetapi dapat pula berlangsung terus.
Perkecualian, jerawat juga sering dialami oleh wanita dewasa yang menjadi
akseptor KB dengan pil bahkan pada wanita saat memasuki masa menopause.
Jerawat
timbul di daerah sebore yaitu daerah kulit yang mengandung lebih banyak
kelenjar palit di daerah kulit yang lain. Daerah sebore terdapat pada daerah
hidung, pipi, dahi dan dagu serta di dada dan punggung. Jenis-jenis jerawat
yaitu :
a.
Akne Juvenil
Akne Juvenil muncul pada masa pubertas, dimana
akne ini biasanya menyerang remaja usia 14-20 tahun. Penyebabnya adalah masalah
hormonal yang belum stabil dalam memproduksi sebum. Akne juvenile dirawat
dengan menggunakan sabun ber-pH seimbang atau sabun bayi transculent.
b.
Akne Vulgaris
Akne Vulgaris adalah jenis jerawat yang
berbentuk komedo, yang timbul pada kulit berminyak. Perawatan jerawat ini
dengan penguapan hingga kulit cukup kenyal dan lembab. Kemudian jerawat diambil
dengan sendok una dan olesi dengan krim jerawat atau acne lotion,
biarkan semalam baru dibilas dengan air hangat pada keesokan harinya
c.
Akne Rosacea
Akne Rosacea yaitu jerawat yang muncul pada
wanita yang berusia 30-40 tahun, tandanya mula mula jerawat akan tampak
kemerahan kemudian menjadi radang hingga menimbulkan sisik di lipatan hidung.
Perawatan kulit yang terkena akne ini biasanya dengan penguapan, kompres air panas
atau penyinaran dengan lampu infra merah agar jerawat cepat kering.
d.
Akne Nitrosica
Akne Nitrosica merupakan jenis jerawat yang sangat
berbahaya karena akan menimbulkan lubang atau bopeng. Tahap yang terjadi sudah termasuk
tahap akhir yang memerlukan penanganan khusus dokter ahli kulit.
2. Komedo
Komedo
adalah nama ilmiah dari pori-pori yang tersumbat. Komedo merupakan sumbatan
lemak yang asalnya dari produksi lemak tubuh kita. Komedo sebagai bentuk
permulaan jerawat berupa gumpalan massa atau sebum yang tersumbat di dalam
saluran susunan pilosebaseus. Sebum adalah salah satu kelenjar minyak yang
dihasilkan kelenjar kulit yaitu kelenjar sebasea.Ketika sel-selkulit mati dan
kelenjar minyak yang berlebihan pada kulit tidak dibersihkan, maka sel-sel mati
menumpuk di kulit, minyak dipermukaan kulit kemudian menutup sel-sel kulit,
maka terjadilah penyumbatan. Bentuk komedo terdiri atas Komedo terbuka (Black
Head) dan Komedo Tertutup (White Head)
3. Panu
Panu
adalah bentuk lain dari dermatofitosis yaitu infeksi jamur dangkal yang
disebabkan oleh fungus mallasezia furtur. Penyakit ini tampak sebagai
bercak-bercak yang kadang tersebar di seluruh tubuh. Bercak ini dapat berwarna
putih kelabu, kecoklat-coklatan atau kehitam-hitaman yang disertai pengelupasan
sisik-sisik halus. Panu banyak ditemukan di Indonesia terutama pada mereka yang
kurang memperhatikan kebersihan badan. Penyakit ini dapat menyebabkan rasa
gatal.
4. Kurap
Kurap
merupakan dermatofitosis yang berupa infeksi kulit berbentuk bulat-bulat
besar dengan diameter 3 - 4 cm, pinggir nya meninggi, dan berwarna merah sedang
di bagian tengahnya bersisik halus menimbul-kan rasa gatal. Kelainan ini dapat terjadi
pada anak-anak, remaja, hingga dewasa baik laki-laki maupun perempuan. Kurap bisa
menular.
5. Tinea pedis (athlete’sfoot)
Tinea
pedis adalah
sejenis penyakit yang disebabkan oleh jamur pada kaki terutama pada telapak
kaki dan sela-sela jari kaki. Tinea pedis banyak di jumpai pada
laki-laki disbandingkan pada wanita. Gambaran klinis yang terlihat, berbeda,
dari perlunakan kulit di sela-sela jari, pertandukan yang berlebihan, reaksi
eksim, gelembung-gelembung sampai retak-retak kulit yang diiringi rasa sakit.
6. Siringoma
Berupa tumbuhan jinak yang terjadi karena pelebaran
saluran kelenjar keringat. Kelainan ini sering dijumpai pada wanita usia dewasa
di sekitar mata yang mungkin meluas di sekitar dahi, pipi, dada dan perut.
Kelainan ini berupa bintil-bintil kecil dengan diameter 2 hingga 3 milimeter
dan mengkilat.
7. Kutil atau verucca vulgaris
Yaitu sejenis tumbuhan epidermal yang disebabkan
oleh virus dan dapat menular Kutil banyak dijumpai pada anak-anak terutama pada
jari-jari tangan, lengan, tungkai dan kaki. Kutil mulai tumbuh kecil dan
membesar dalam beberapa minggu atau bulan. Permukaannya tidak rata, warnanya coklat,
kelabu atau kehitam-hitaman. Kadangkala kutil tidak tumbuh ke luar, melainkan
ke dalam. Pertumbuhan ke dalam terjadi karena mendapat tekanan terus menerus
dan menimbulkan rasa sakit bila kaki dipakai berjalan. Kutil di telapak kaki
berbeda dengan katimumul (clavus, mata ikan). Katimumul adalah penebalan
kulit di telapak kaki yang kadang-kadang tumbuh ke dalam sampai ke lapisan
dermis, yang disebabkan sering mendapat tekanan, misal karena pemakaian sepatu
yang sempit. Bila tekanan dihilangkan maka katimumul dapat menghilang sendiri.
8. Xanthoma
Yaitu sejenis penyakit yang ditandai dengan terjadinya
lempeng-lempeng pipih atau benjolan berwarna kuning jingga Penderita umumnya
wanita yang terjadi karena timbunan sejenis zat lemak dalam sel-sel yang akan
berperangai seperti busa, serta bertambahnya jaringan ikat. Benjolan ini
biasanya terletak di kelopak mata, tidak terasa gatal atau sakit dan bersifat familier
(diturunkan) karena berhubungandengan kadar kolesterol darah yang tinggi.
9.
Keratosis Seboroik
Keratosis seboroik berwujud sebagai tumbuhan
epidermal jinak yang disebabkan oleh penebalan lapisan tanduk, bentuknya dari
sebesar kepala jarum pentul sampai sebesar biji jagung atau lebih besar lagi.
Kelainan ini berwarna coklat sampai hitam, tidak menular, dan hanya timbul sedikit
di atas permukaan kulit berbentuk pipih dengan permukaan yang licin ataupun
kasar seperti pada kutil. Kelainan ini umum terjadi pada usia tiga puluh tahun
ke atas dan timbul di daerah sebore seperti pada kulit wajah, kulit kepala,
dada dan punggung.
10. Naevus pigmentosus (tahi lalat)
Tahi lalat yang sering muncul pada kulit Manusia
berupa tonjolan kecil hingga besar berwarna coklat hingga hitam ini adalah
sejenis tumbuhan jinak berwarna coklat sampai hitam yang biasanya ada sejak
lahir dan membesar sejalan dengan meningkatnya usia. Naevus pigmentosus dapat
rata dengan permukaan kulit dan kecil yang disebut tahi lalat serta bisa juga
menonjol dan agak besar yang disebut tanda. Tahi lalat yang membesar dengan
cepat apalagi bila disertai rasa gatal, mudah berdarah dan warnanya bertambah
gelap atau menghitam, segera periksakan ke dokter, karena kemungkinan berubah
menjadi ganas dan berbahaya.
11. Melanosis
Salah satu penyakit melanosis adalah melasma
(chloasma), yaitu adanya bercak-bercak berwarna coklat kehitaman (hiperpigmentasi)
di kulit muka yang sangat khas seperti di daerah pipi, dahi dan bibir atas.
Melasma sering timbul karena kehamilan, pil kontrasepsi, pemakaian kosmetik dan
sinar matahari. Melasma karena kehamilan, dapat menghilang setelah
melahirkan. Melasma karena kosmetika terjadi karena fotosensitisasi oleh zat
tertentu seperti zat pemutih. Zat ini menyebabkan kulit lebih rentan terhadap
sinar ultra violet sehingga lebih mudah dan cepat membentuk melanin.
12. Gangguan
pigmentasi
Dapat berupa : gangguan fungsi kelenjar minyak yakni
pengeluaran minyak yang berlebihan dan bila terjadi penyumbatan saluran
kelenjar palit dapat terjadi millium atau akne yang dapat meradang,
gangguan pertandukan kulit yakni pada bagian muka terdapat berbagai macam
keratinosis kulit seperti hiperkeratinisasi atau kekolotan dan pada
bagian badan, tangan dan kaki terjadi penyisikan kulit seperti sisik ikan,
kulit merah dan bersisik, kapalan serta katimumul atau mata ikan, juga gangguan
peredaran darah berupa pelebaran pembuluh darah rambut.
13. Lentigo
Yaitu sejenis naevus pigmentosus yang
menyerupai ephilides, licin berwarna coklat tua. Lentigo tidak memudar
waktu musim dingin dan dapat pula terjadi di bagian tubuh yang tertutup pakaian
14. Vitiligo
Yaitu gangguan pigmen-tasi pada kulit yang ditandai
dengan terjainya bercak-bercak putih karena kehilangan melanin. Kelainan ini
terjadi secara turun temurun. Bercak ini dapat ber-ukuran besar atau kecil,
ber-bentuk bulat atau tidak menentu tetapi bila bersatu bisa menjadi lebih
besar. Bercak-bercak ini lebih sensitif terhadap sinar matahari. Vitiligo lebih
banyak terjadi di daerah tropik, terutama pada orang-orang berkulit gelap.
15. Biang keringat (miliaria),
Yaitu suatu kelainan kulit yang disebabkan oleh
adanya retensi keringat akibat tersumbatnya pori-pori kelenjar keringat.
Timbulnya biang keringat biasanya kalau udara panas atau lembab. Penyumbatan
pori-pori kelenjar keringat disebabkan oleh bakteri-bakteri yang menimbulkan
peradangan atau pembengkakan, akibatnya kulit menjadi gatal. Biang keringat
terdapat di daerah dahi, leher, dada dan punggung.
16. Hiperidrosis,
Yaitu suatu keadaan bilamana keringat dihasilkan
berlebihan. Kelebihan keringat dapat terjadi di seluruh badan atau hanya
setempat misalnya di telapak tangan atau kaki. Hiperdrosis dapat terjadi secara
fisiologis, karena suatu penyakit dan faktor psikis.
17. Anidrosis
Yaitu suatu keadaan bila kulit tidak dapat
berkeringat, yang disebabkan kelenjar keringat tidak mampu berfungsi lagi atau
karena suatu penyakit.
18. Bromidrosis
Yaitu terdapatnya keringat yang berbau (bisa disebut
‘bau badan’) yang mungkin disebabkan oleh bakteri di kulit yang mengadakan
dekomposisi keringat, atau karena kelenjar keringat apokrin bekerja lebih
aktif. Bromidrosis selalu disertai hiperdrosis dan higiene kulit yang
baik dapat mencegah bromidrosis.
19. Eksim
Merupakan penyakit kulit yang ditandai dengan kulit
kemerah-merahan, bersisik, pecah-pecah, terasa gatal terutama pada malam hari
(eksim kering), timbul gelembung-gelembung kecil yang mengandung air atau
nanah, bengkak, melepuh, tampak merah, sangat gatal dan terasa panas dan dingin
yang berlebihan pada kulit (eksim basah). Bagian tubuh yang sering diserang
eksim yaitu tangan, kaki, lipatan paha, dan telinga. Eksim disebabkan karena
alergi terhadap rangsangan zat kimia tertentu seperti yang terdapat dalam
detergen, sabun, obat-obatan dan kosmetik, kepekaan terhadap jenis makanan tertentu
seperti udang, ikan laut, telur, daging ayam, alkohol, vetsin (MSG), dan
lain-lain. Eksim juga dapat disebabkan karena alergi serbuk sari tanaman, debu,
rangangan iklim, bahkan gangguan emosi. Eksim lebih sering menyerang pada
orang-orang yang berbakat alergi. Penyakit ini sering terjadi berulang-ulang
atau kambuh. Oleh karena itu harus diperhatikan untuk menghindari hal-hal atau
bahan-bahan yang dapat menimbulkan alergi (alergen).
20. Kudis
Merupakan penyakit kulit yang disebabkan oleh
parasit/tungau yang gatal yaitu Sarcoptes scabiei var hominis. Kudis
lebih sering terjadi di daerah yang higienisnya buruk dan menyerang orang yang
kurang menjaga kebersihan tubuhnya. Gejala yang timbul antara lain : timbul
gatal yang hebat pada malam hari, gatal yang terjadi terutama di bagian
sela-sela jari tangan, di bawah ketiak, pinggang, alat kelamin, sekeliling
siku, aerola (area sekeliling puting susu), dan permukaan depan pergelangan.
Penyakit ini mudah sekali menular ke orang lain secara langsung misalnya
bersentuhan dengan penderita, atau tidak langsung misalnya melalui handuk atau
pakaian.
21. Bisul
Bisul merupakan infeksi kulit berupa benjolan, tampak
memerah, yang akan membesar, berisi nanah dan terasa panas, dapat tumbuh di
semua bagian tubuh, namun biasanya tumbuh pada bagian tubuh yang lembab,
seperti : leher, lipatan lengan, atau lipatan paha, kulit kepala. Bisul
disebabkan karena adanya infeksi bakteri Stafilokokus aureus pada kulit
melalui folikel rambut, kelenjar minyak, kelenjar keringat yang kemudian
menimbulkan infeksi lokal. Faktor yang meningkatkan risiko terkena bisul antara
lain kebersihan yang buruk, luka yang terinfeksi, pelemahan diabetes, kosmetika
yang menyumbat pori, dan pemakaian bahan kimia.
22. Dundruff (ketombe)
Yaitu sejenis eksim (Seborrheic Dermatitis) yang
mengenai kulit kepala dan ditandai dengan terbentuknya sisik halus yang mudah
lepas dari kulit.
23. Urtica atau Kaligata
Yaitu sejenis kelainan pada kulit yang ditandai rasa
gatal hampir diseluruh tubuh yang disertai munculnya penonjolan pada kulit
tubuh, sebagai akibat sifat alergi terhadap sesuatu yang dimakan, atau mengenai
tubuh orang yang bersangkutan. Kadang–kadang gejala ini muncul juga karena
tekanan psikis.
24. Tinea kapitis
Tinea kapitis adalah kelainan kulit pada daerah kepala
berambut yang disebabkan oleh jamur golongan dermatofita, dan sering terjadi
pada anak-anak. Kadang-kadang penyakit ini ditularkan dari hewan peliharaan,
misalnya kucing, anjing dan sebagainya, berwarna putih kelabu. Infeksi Trichopyton
spp, biasanya menimbulkan bercak kecil-kecil di kepala dengan rambut yang
putus-putus tepat di permukan kulit. Sehingga terlihat bintik-bintik hitam pada
bercak tersebut yang disebut black dots.
25. Tinea barbe
Tinea barbe adalah penyakit yang disebabkan infeksi
jamur dermatofita di daerah janggut, jambang dan kumis, sering pada orang-orang
dewasa yang banyak kontak dengan hewan atau tanah. Keluhan penderita adalah
gatal pada beberapa tempat di janggut, kumis atau jambang disertai putusnya
rambut di tempat tersebut.
26. Tinea korporis
Tinea korporis adalah penyakit karena infeksi jamur
dermatofita pada kulit halus (glabrous skin) di daerah muka, leher, badan,
lengan dan gluteal. Penyebab tersering kelainan ini adalah Trychopyton
rubrum dan Trychopyton mentagrophytes. Penderita mengeluh rasa gatal
yang kadang-kadang meningkat waktu berkeringat.
27. Tinea kruris
Tinea kruris adalah penyakit yang disebabkan oleh
infeksi jamur dermatofita di daerah genitokrusal. Faktor yang berpengaruh di
sini adalah lembab oleh karena keringat dan obesitas. Keluhan penderita adalah
rasa gatal di daerah lipatan paha, sekitar anogenital, dan dapat meluas ke
bokong dan perut bagian bawah.
28. Tinea unguium
Tinea unguium adalah kelainan kuku yang disebabkan oleh
infeksi jamur dermatofita. Keluhan penderita berupa kuku menjadi rusak,
warnanya menjadi suram. Bergantung jamur penyebabnya, destruksi kuku mulai dari
distal, lateral proksimal ataupun keseluruhan. Bila disertai paronikia maka
sekitar kuku akan terasa nyeri dan gatal.
29. Tinea imbrikata
Kelainan kulit yang disebabkan oleh infeksi jamur T.concentcum
dimana terjadi gambaran klinis yang khas. Penyakit ini banyak didapatkan di
bagian timur kepulauan kita, sering disebut pula penyakit cascade, tokelau,
ringworm dan sebagainya. Keluhan berupa rasa gatal pada daerah yang terkena
kulit jadi bersisik dengan sisik yang melingkar-lingkar.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kulit
merupakan salah satu organic terbesar dari tubuh dimana kulit membentuk 15%
dari berat badan keseluruhan. Kulit mempunyai daya regenerasi yang besar,
misalnya jika kulit terluka, maka sel-sel dalam dermis melawan infeksi lokal
kafiler dan jaringan ikat akan mengalami regenerasi epitel yang tumbuh dari
tepi luka menutupi jaringan ikat yang beregenerasi sehingga membentuk jaringan
parut yang pada mulanya berwarna kemerahan karena meningkatnya jumlah kafiler
dan akhirnya berubah menjadi serabut kolagen keputihan yang terlihat melalui
epitel.
Adapun
struktur kulit terdiri dari tiga lapisan yaitu : kulit ari (epidermis),
sebagai lapisan yang paling luar, kulit jangat (dermis, korium atau
kutis), dan jaringan penyambung di bawah kulit (tela subkutanea,
hipodermis atau subkatis). Manusia memiliki jenis kulit yang berbeda,
jenis-jenis kulit yang terdapat pada manusia yaitu kulit normal, kulit kering,
kulit berminyak, dan kulit sensitive.
Fungsi kulit
antara lain :
1. Pelindung
atau proteksi
2. Peraba
atau Penerima rangsangan
3. Pengatur
panas atau thermoregulas
4. Pengeluaran
(ekskresi)
5. Sebagai
Tempat Penyimpanan
6. Sebagai
Alat Absorbsi, dan
7. Penunjang
penampilan
B.
Saran
1. Kulit
merupakan bagian yang sangat penting untuk melindungi bagian organ dalamnya sehingga
diperlukan perhatian yang cukup untuk menjaga kulit dengan melakukan perawatan
serta mempertahankan kesehatannya.
2. Mandilah
minimal 2 X sehari agar tubuh anda tetap bersih dan terhindar dari penyakit
kulit
3. Jika
anda yang memiliki kulit sensitive hindarilah makanan, minuman, serta alat
kosmetik yang dapat membuat kulit anda iritasi
4. Usahakan
agar tidak berganti-ganti pakaian dengan orang lain agar terhindar dari
penyakit kulit seperti panu, kudis, kurap dan lain-lain.
DAFTAR PUSTAKA
Ethel,Slonane.
1999. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula.
Jakarta : EGC
Syaifuddin.
2006. Anatomi Fisiologi Untuk Mahasiswa
Keperawatan Edisi. Jakarta: EGC
Ganong,
W.F, 1983, Fisiologi Kedokteran,
Jakarta : CV. EGC.
Guyton,
A. C., 1983, Fisiologi Kedokteran 2,
Jakarta : CV. EGC.
Radiopoetro,
R., 1986, Psikologi Faal 1,
Yogyakarta : Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi UGM.
No comments:
Post a Comment