BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Perempuan
merupakan mahluk hidup yang mempunyai kebutuhan yang beragam. Kebutuhan itu
mencakup beberapa aspek seperti biopsikososial spiritual dimana jika salah
satunya tidak terpenuhi akan menimbulkan ketidakseimbangan, salah satunya
menyangkut organ reproduksinya.
Pada
umumnya wanita mengalami ketidaknyamanan fisik selama beberapa hari sebelum
periode menstruasi mereka datang. Kira-kira setengah dari seluruh wanita
menderita akibat dismenorhea atau
menstruasi yang menyakitkan. Hal ini khususnya sering terjadi awal-awal masa
dewasa (pubertas). Gejala-gejala dari gangguan menstruasi dapat berupa payudara
yang melunak, puting susu yang nyeri dan bengkak, serta mudah tersinggung.
Beberapa wanita mengalami gangguan yang cukup berat seperti keram yang
disebabkan oleh kontraksi otot-otot halus rahim, sakit kepala, sakit pada
bagian tengah perut, gelisah, letih, hidung tersumbat, dan ingin menangis.
Dalam bentuk yang paling berat, sering melibatkan depresi dan kemarahan,
kondisi ini dikenal sebagai gejala datang bulan atau pre menstrual syndrom (PMS) dan mungkin membutuhkan penanganan
medis.
Beberapa
wanita mengalami sebuah kondisi yang dikenal sebagai amenorhea atau kegagalan bermenstruasi selama masa waktu
perpanjangan. Kondisi ini dapat disebabkan oleh bermacam-macam faktor termasuk
stress, hilang berat badan, olahraga berat secara teratur, atau penyakit.
Sebaliknya, beberapa wanita mengalami aliran menstruasi yang berlebihan, kondisi
yang dikenal sebagai menoraghia. Tidak hanya aliran darah menjadi banyak, namun
dapat berlangsung lebih lama dari periode normal.
Seorang
wanita jika awal kedatangan menstruasi, hal ini bisa menjadi saat yang
mengecewakan baginya. Anak-anak perempuan yang tidak mengenal tubuh mereka dan
proses reproduksi dapat mengira bahwa menstruasi merupakan bukti adanya
penyakit atau bahkan hukuman akan tingkah laku yang buruk. Anak-anak perempuan
yang tidak diajari untuk menganggap menstruasi sebagai fungsi tubuh normal
dapat mengalami rasa malu dan perasaan kotor saat menstruasi pertama mereka.
Dalam hal ini, dibutuhkan media sebagai bahan penjelasan atau gambaran tentang siklus
menstruasi agar dapat dimengerti khususnya pada wanita.
B.
RUMUSAN
MASALAH
Dari uraian
latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam makalah ini :
1. Apakah
yang dimaksud dengan menstruasi?
2. Apa
sajakah faktor-faktor yang mempengaruhi proses menstruasi pada wanita?
3. Bagaimanakah
siklus menstruasi pada wanita?
4. Apa
sajakah klasifikasi gangguan menstruasi
pada wanita?
5. Bagaimana
mengatasi gangguan menstruasi?
C.
TUJUAN
Tujuan penulisan
dalam makalah ini adalah :
1. Untuk
mengetahui pengertian menstruasi.
2. Untuk
mengetahui gambaran tentang siklus menstruasi.
3. Untuk
mengetahui klasifikasi gangguan menstruasi.
4. Untuk
mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi terjadinya gangguan menstruasi
5. Untuk
mengetahui cara mengatasi gangguan menstruasi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
MENSTRUASI
Haid atau
menstruasi adalah perdarahan secara periodik dan siklik dari uterus yang disertai
dengan pelepasan (deskuamasi) mukosa endometrium. Panjang siklus haid ialah
jarak antara tanggal mulainya haid yang lalu dan mulainya haid berikutnya. Hari
mulainya perdarahan dinamakan hari pertama siklus. Panjang siklus haid yang
normal atau dianggap sebagai siklus haid yang klasik adalah 28 hari. Rata-rata
panjang siklus haid pada gadis usia 12 tahun ialah 25,1 hari, pada wanita usia
43 tahun 27,1 hari, pada wanita usia 55 tahun 51,9 hari. Jadi, sebenarnya
panjang siklus haid 28 hari itu tidak sering dijumpai. Kira-kira 97% wanita
yang berovulasi siklus haidnya berkisar antara 18 - 42 hari. Jika siklusnya
kurang dari 18 hari atau lebih dari 42 hari dan tidak teratur, biasanya
siklusnya tidak berovulasi (anovulatoar).
Lama haid
biasanya antara 3 - 5 hari. Tetapi ada pula yang 1-2 hari dengan diikuti darah
sedikit-sedikit, bahkan ada yang sampai 7 - 8 hari. Pada setiap wanita biasanya
lama haid itu tetap. Jumlah darah yang
keluar rata-rata ±16 – 35 cc. Pada
wanita yang lebih tua biasanya darah yang keluar lebih banyak. Jumlah darah haid lebih dari 80 cc dianggap
patologik.
Kebanyakan
wanita tidak merasakan gejala-gejala pada waktu haid, tetapi sebagian kecil
merasa berat pada bagian panggul atau merasa nyeri (dysminorhea). Usia gadis remaja pada waktu pertama kalinya mendapat
haid (menarche) bervariasi yaitu
antara 10 - 16 tahun, tetapi rata-rata pada usia 12,5 tahun. Menarche terjadi di tengah-tengah masa pubertas yaitu masa
peralihan dari anak-anak menuju dewasa. Sesudah memasuki masa pubertas, wanita memasuki masa
reproduksi, yaitu masa dimana ia dapat memperoleh keturunan. Masa reproduksi
ini berlangsung 30 - 40 tahun dan berakhir pada masa mati haid atau baki (menopause).
B. SIKLUS
MENSTRUASI PADA WANITA
Umumnya siklus menstruasi terjadi secara
periodik setiap 28 hari (ditambah atau dikurangi dua sampai tiga hari). Siklus
ini dapat berbeda pada wanita yang sehat dan normal. Siklus haid mulai teratur
jika wanita sudah berusia 25 tahun. Siklus ini dikendalikan oleh hormon-hormon
reproduksi yang dihasilkan oleh hipotalamus, hipofisis, dan ovarium.
Fase dalam
siklus haid, yaitu :
1. Fase
Folikel
Pada akhir
siklus menstruasi, hipotalamus mengeluarkan hormone
gonadotropin. Hormon ini akan merangsang hipofisis untuk melepaskan FSH (Follicle Stimulating Hormone) atau
hormon pemicu pertumbuhan folikel. Pada awal siklus berikutnya pada hari
pertama sampai ke-14, folikel akan melanjutkan perkembangannya karena pengaruh
FSH dalam ovarium. Setelah itu terbentuk folikel yang sudah masak (folikel de Graaf) dan menghasilkan
hormon estrogen yang berfungsi menumbuhkan endometrium dinding rahim dan memicu
sekresi lendir.
2. Fase
Estrus
Kenaikan hormon estrogen digunakan untuk
mempertahankan pertumbuhan dan merangsang terjadinya pembelahan sel-sel
endometrium uterus. Selain itu juga berperan dalam menghambat pembentukan FSH
oleh hipofisis untuk menghasilkan LH (Luteinizing
Hormone) yang berperan dalam merangsang folikel
de graaf yang telah masak untuk melakukan ovulasi dari ovarium. Ovulasi
umumnya berlangsung pada hari ke-14 dari siklus haid. Biasanya pada setiap
ovulasi dihasilkan satu oosit sekunder.
3. Fase
Luteal
LH merangsang
folikel yang telah kosong untuk membentuk corpus
luteum (badan kuning). Selanjutnya korpus ini menghasilkan progestron yang
mengakibatkan endometrium berkembang tebal dan lembut serta banyak pembuluh
darah. Selama 10 hari setelah ovulasi, progesteron berfungsi mempersiapkan
uterus untuk kemungkinan hamil. Uterus pada tahap ini siap menerima dan memberi
sel telur yang telah dibuahi (zigot). Jika tidak terjadi fertilisasi corpus luteum berubah menjadi corpus albicans dan berhenti
menghasilkan progesteron.
4. Fase
Menstruasi / Perdarahan
Apabila
fertilisasi tidak terjadi,maka produksi progesteron mulai menurun pada hari
ke-26. Corpus luteum (badan kuning)
berdegenerasi dan lapisan uterus bersama dinding dalam rahim luruh (mengelupas)
pada hari ke-28 sehingga terjadi pendarahan. Biasanya haid berlangsung selama 7
hari. Setelah itu dinding uterus pulih kembali. Selanjutnya karena tidak ada
lagi progesterone yang dibentuk, maka FSH dibentuk lagi kemudian terjadilah
proses oogenesis, dan siklus haid dimulai kembali. Siklus haid akan berhenti
jika terjadi kehamilan.
Ø Pada
tiap siklus dikenal 3 masa utama yaitu :
a. Masa
menstruasi
Pada waktu itu endometrium
dilepas, sedangkan pengeluaran hormon-hormon ovarium paling rendah (minimum).
b. Masa
proliferasi
Endometrium
tumbuh kembali, disebut juga endometrium melakukan proliferasi. Antara hari
ke-12 sampai ke-14 dapat terjadi pelepasan ovum dari ovarium yang disebut
ovulasi.
c. Masa
sekresi
Terjadi
perubahan dari corpus rubrum menjadi corpus luteum yang mengeluarkan
progesteron. Di bawah pengaruh progesteron ini, kelenjar endometrium yang
tumbuh berkelok-kelok mulai bersekresi dan mengeluarkan getah yang mengandung
glikogen dan lemak. Pada akhir masa ini stroma endometrium berubah ke arah
sel-sel desidua, terutama yang berada di seputar pembuluh-pembuluh arterial.
Keadaan ini memudahkan adanya nidasi (menempelnya ovum pada dinding rahim
setelah dibuahi).
Mekanisme haid belum diketahui
seluruhnya, akan tetapi sudah dikenal beberapa faktor (kecuali faktor hormonal)
yang memegang peranan dalam hal ini :
1. Faktor-faktor
enzim
Dalam fase
proliferasi estrogen mempengaruhi tersimpannya enzim-enzim hidrolitik dalam endometrium,
serta merangsang pembentukan glikogen dan asam-asam mukopolisakarida. Zat-zat
yang terakhir ini ikut serta dalam pembangunan endometrium, khususnya dengan
pembentukan stroma dibagian bawahnya.
2. Faktor-faktor
vascular
Mulai fasse
proliferasi terjadi pembentukan sistem vaskularisasi dalam lapisan fungsional
endometrium. Pada pertumbuhan endometrium ikut tumbuh pula arteria-arteria,
vena-vena dan hubungan antaranya.
3. Faktor
prostaglandin
Endometrium
mengandung banyak prostaglandin E2 dan F2. Dengan desintegrasi endometrium,
prostaglandin terlepas dan menyebabkan berkontraksinya miometrium sebagai suatu
faktor untuk membatasi perdarahan pasa haid.
C. KLASIFIKASI
GANGGUAN MENSTRUASI
Gangguan haid dan siklusnya dalam
masa reproduksi dalam digolongkan sebagai berikut :
1. Kelainan
dalam banyaknya darah dan lamanya perdarahan
a. Hipermenorhea
atau menorrhagia
Hipermenorhea
ialah perdarahan haid yang lebih banyak dari normal (normal = 3-7 hari) atau
lebih lama dari normal ( lebih dari 8 hari), yang terkadang disertai dengan
bekuan darah sewaktu menstruasi. Sebab kelainan ini terletak pada kondisi dalam
uterus, misalnya adanya mioma uteri dengan permukaan endometrium lebih luas
dari biasa dan dengan kontraktitas yang terganggu, polyendometrium, gangguan
pelepasan endometrium pada waktu haid. Pada gangguan pelepasan endometrium
biasanya terdapat juga gangguan dalam pertumbuhan endometrium yang diikuti
dengan gangguan pelepasannya pada waktu haid.
b. Hipomenorhea
Hipomenorhea
ialah perdarahan haid yang lebih pendek atau lebih kurang dari biasanya.
Penyebabnya terletak pada konstitusi penderita, pada uterus (misalnya sesudah
miomektomi “pengambilan sarang mioma saja tanpa pengambilan uterus”), adanya
gangguan endokrin, penyakit menahun, ketidaksuburan pada endometrium, dll.
2. Kelainan
dalam siklus
a. Polimenorhea
atau Epimenoragia
Kelainan ini
akibat siklus haid yang lebih memendek dari 21 hari, sedangkan jumlah
perdarahan relatif sama atau lebih
banyak dari biasa. Polimenorhea merupakan gangguan hormonal dengan umur corpus luteum memendek sehingga siklus
menstruasi juga lebih pendek atau bisa disebabkan akibat stadium proliferasi
pendek atau stadium sekresi pendek atau karena keduanya. Apabila siklus pendek tetapi teratur ada
dua kemungkinan :
b. Stadium
proliferasi pendek
Stadium
intermentrium, berlangsung hari ke-5 haid sampai hari ke-14 haid.
c. Stadium
sekresi pendek
Endometrium
lebih tipis daripada fase sebelumnya karena kehilangan cairan.
d. Oligomenorhea
Kelainan ini
akibat siklus haid lebih memanjang dari 35 hari, sedangkan jumlah perdarahan
tetap sama. Oligomenorhea yang menetap dapat terjadi dari :
1) Perpanjangan
stadium folikuler
2) Perpanjangan
stadium luteal
3) Kedua
stadium di atas menjadi panjang
4) Pengaruh
psikis
5) Pengaruh
penyakit, seperti TBC
e. Amenorhea
Amenorhea adalah
keadaan tidak adanya haid untuk sedikitnya 3 bulan berturut-turut. Amenorhea
dibagi menjadi 2 macam, yaitu :
1. Amenorea
Primer
Kelainan ini
terjadi apabila seorang wanita berumur 18 tahun ke atas tidak pernah mendapat
haid. Amenorhea primer umumnya mempunyai penyebab yang lebih berat dan lebih
sulit untuk diketahui seperti kelainan kongenital dan kelainan genetik.
2. Amenorea
sekunder
Kelainan ini
terjadi akibat hilangnya haid setelah menarche.
Adanya amenorhea
sekunder lebih menuju pada penyebab yang timbul kemudian dalam kehidupan wanita
seperti gangguan gizi, gangguan metabolisme, tumor-tumor, penyakit infeksi,
dll.
3. Perdarahan
di luar haid
Metrorhagia atau
menometrorhagia ialah perdarahan tidak teratur yang terjadi dalam masa antara 2
haid dan tidak ada hubungannya dengan haid. Klasifikasi penyebab terjadinya
metrorhagia :
a. Metrorhagia
di luar kehamilan dapat disebabkan oleh luka yang tidak sembuh; carcinoma corpus uteri, carcinoma cervicitis; peradangan dari
haemorrhagis (seperti kolpitis haemorrhagia, endometritis haemorrhagia);
hormonal.
b. Perdarahan
fungsional :
1) Perdarahan
Anovulatoar : disebabkan oleh psikis, neurogen, hypofiser, ovarial (tumor atau
ovarium yang polikistik) dan kelainan gizi, metabolik, penyakit akut maupun kronis.
2) Perdarahan
Ovulatoar : akibat corpus luteum persisten, kelainan pelepasan endometrium,
hipertensi, kelainan darah dan penyakit akut ataupun kronis.
4. Gangguan
lain yang berhubungan dengan haid
a. Pre
Menstrual Tension (Ketegangan Pra Haid)
Ketegangan
sebelum haid terjadi beberapa hari sebelum haid bahkan sampai menstruasi
berlangsung. Hai ini terjadi akibat ketidakseimbangan hormon estrogen dan
progesteron menjelang menstruasi dengan penambahan berat badan dan kadang-kadang
edema. Dalam hubungan dengan hormonal rupanya terdapat efisiensi luteal
pengurangan produksi progesteron. Pre menstrual tension terjadi pada umur 30 -
40 tahun. Gejala klinik dari pre menstrual tension adalah gangguan emosional
seperti gelisah, susah tidur/insomnia,
perut kembung, mual muntah, nyeri pada payudara, dan terkadang merasa tertekan.
b. Mastodinia
atau Mastalgia
Mastodinia
adalah rasa tegang pada payudara menjelang haid yang disebabkan oleh dominasi
hormon estrogen, sehingga terjadi retensi air dan garam yang disertai hiperemia
di daerah payudara.
c. Mittelschmerz
(Rasa Nyeri pada Ovulasi)
Mittelschmerz
adalah rasa sakit yang timbul pada wanita saat ovulasi, berlangsung beberapa
jam sampai beberapa hari di pertengahan siklus menstruasi. Hal ini terjadi
karena pecahnya folikel Graff. Lamanya bisa beberapa jam bahkan sampai 2-3
hari. Terkadang Mittelschmerz diikuti oleh perdarahan yang berasal dari proses
ovulasi dengan gejala klinis seperti kehamilan ektopik yang pecah atau
terkadang dengan perdarahan sangat sedikit berupa getah berwarna cokelat .
d. Vicarious
menstruation
Terjadinya
perdarahan ekstra genital dengan internal periodik yang sesuai dengan siklus
haid. Tempat perdarahan yang paling sering dijumpai ialah mukosa hidung berupa
epistaksis dapat juga terjadi pada berbagai organ tubuh seperti lambung,
usus, paru-paru, payudara, dan kulit.
e. Dysmenorrhea
Dysmenorrhea
adalah rasa nyeri menjelang dan selama menstruasi yang disebabkan prostaglandin
merangsang kontraksi otot rahim sehingga menimbulkan rasa nyeri di perut,
pinggang sampai kaki. Prostaglandin juga merangsang kontraksi otot pembuluh
darah di kepala sehingga menimbulkan sakit kepala dan kontraksi otot polos pada
saluran pencernaan sehingga menimbulkan mual-mual dan diare. Dysmenorrhea terjadi pada 30 - 75 %
wanita dan memerlukan pengobatan.
Penyebab gangguan nyeri haid bisa berasal dari berbagai sumber, antara
lain :
1) Kejiwaan
yang labil
2) Konstitusi
tubuh yang melemah akibat kekurangan darah, penyakit menahun, dsb
3) Adanya
sumbatan pada saluran leher rahim, contohnya pada kasus posisi rahim terlalu
menunduk ke depan (hyperaneflexy)
yang mengakibatkan leher rahim menekuk dan salurannya menjadi tercekik.
Dysmenorrhea dibagi 2 macam :
a) Dysmenorrhea
primer
Dysmenorrhea
primer adalah nyeri haid yang dijumpai tanpa kelainan pada alat-alat genital
yang nyata. Dismenorhea primer terjadi beberapa waktu setelah menarche biasanya
setelah 12 bulan atau lebih, oleh karena siklus berjenis anovulatoar yang tidak
disertai dengan rasa nyeri. Rasa nyeri ini bersifat timbal balik dari
sebelumnya atau bersama-sama dengan permulaan haid dan berlangsung untuk
beberapa jam.
b) Dysmenorrhea
sekunder
Dysmenorrhea
sekunder adalah nyeri haid yang baru
belakangan terjadi dan dulunya tidak pernah dialami, biasanya nyeri ini
berhubungan dengan adanya penyakit atau kemungkinan adanya kelainan pada
kandungan. Dysmenorrhea sekunder disebabkan oleh kuman genekalogik
(salphingitis atau peradangan pada saluran telur; kranika; tumbuhnya lapisan
rahim endometrium yang tersasar di luar rahim; adenomiosi; uteri; stenosis
servisis uteri, dsb)
f. Cryptomenorrhoe
(tidak terlihat haid, namun sebenarnya disebut haid)
Sebenarnya
perdarahan yang ada berlangsung di dalam rahim, namun tidak tampak keluar dari
liang vagina. Kemungkinan ini tergolong selaput dara tidak berlubang. Hal ini
juga sama terjadi apabila leher rahim tertutup, sehingga mengakibatkan darah
tidak dapat mengalir memasuki saluran vagina. Oleh karena leher rahim tertutup
rapat, maka darah haid menumpuk di rongga rahim.
D. FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA GANGGUAN MENSTRUASI
Menurut dr. Goel
Madhu, seorang konsultan kandungan dari Rockland Hospital, New Delhi, India
mengatakan bahwa ada beberapa hal yang perlu kita ketahui mengenai menstruasi
yang tidak lancar. Hal tersebut di antaranya :
1. Siklus
menstruasi tidak normal
Siklus
menstruasi biasanya terjadi secara teratur. Lamanya perdarahan bisa bervariasi
dari 2 – 7 hari dengan interval dua siklus (waktu antara periode pertama dan
periode berikutnya) sekitar 28 hari.
2. Kehamilan
Alasan paling
umum dari siklus menstruasi yang tidak teratur dalam kelompok usia reproduksi
biasanya berhubungan dengan kehamilan. Jika periode haid telah terlewati, tes
kehamilan akan menjadi sebuah keharusan.Terkadang, kehamilan bisa terjadi pada
wanita yang mengalami perimenopause (menjelang menopause). Sementara apabila
perdarahan melampaui batas waktu, hal ini bisa menjadi tanda dari kehamilan
ektopik (kehamilan di luar rahim).
Siklus menstruasi yang tidak
teratur juga merupakan tanda umum yang terjadi pasca kehamilan. Pemberian ASI
kepada bayi juga bisa menghambat waktu mestruasi. Hal ini normal dan tidak
menjadi masalah.
3. Perimenopause
Siklus haid yang
tidak teratur juga terjadi pada perimenopause. Beberapa perubahan dalam siklus
ini biasanya dapat diterima dan tidak memerlukan pengobatan, sementara
perdarahan yang berat akan memerlukan penanganan lebih lanjut. Perdarahan
setelah wanita mengalami menopause adalah suatu hal yang tidak normal dan harus
diselidiki.
4. Penggunaan
alat kontrasepsi
Berbagai bentuk
alat kontrasepsi juga dapat mengakibatkan siklus menstruasi tidak teratur.
Misalnya, penggunaan pil KB dapat menyebabkan perdarahan menjadi hanya sedikit
dan bahkan mengakibatkan perdarahan yang berat. Pemberian suntikan untuk
kontrasepsi pasca melahirkan juga dapat mengakibatkan haid tidak teratur.
5. Masalah
pada berat badan
Kenaikan atau
penurunan berat badan juga dapat mengakibatkan siklus menstruasi tidak teratur.
Kenaikan berat badan yang signifikan dapat menunjukkan adanya gangguan thyroid.
Gangguan ini sangat umum pada wanita dan berdampak pada naiknya berat badan,
siklus menstruasi tidak teratur, gejala anemia, dsb. Padahal, berat badan yang
berlebihan (overweight) dapat menjadi
tanda terjadinya penyakit ovarium polikistik yang merupakan masalah hormonal
dan memerlukan pengobatan. Berat badan yang berlebihan juga dapat menjadi
petunjuk terjadinya masalah pada kondisi sistemik, seperti kanker dan TBC.
Kenaikan atau penurunan berat badan dapat pula menunjukkan gangguan makan
seperti anoreksia nervosa dan bulimia nervosa.
6. Stress
emosional
Stress emosional
yang berat seperti kehilangan pekerjaan, kehilangan orang terdekat juga dapat
menyebabkan perdarahan tidak teratur.
E. CARA
MENGATASI GANGGUAN MENSTRUASI
Gangguan
haid yang terjadi pada seorang wanita merupakan suatu hal yang menganggu
aktivitas. Terdapat beberapa cara yang dapat kita lakukan untuk mengatasi
gangguan haid. Kita dapat memanfaatkan bahan-bahan alami yang ada dan tidak
memberikan efek yang berbahaya bagi tubuh.
Beberapa
bahan alami yang dapat kita gunakan utntuk mengatasi gangguan haid :
1. Bubuk
kayu manis
Cara membuat
ramuan ini dengan cara menyeduh 0,5 –
2,5 gram bubuk kayu manis dengan 2,5 gelas air panas. Minum ramuan ini dua kali
sehari.
2. Ubi
jalar
Untuk mengatasi
gangguan haid, kita dapat merebus ubi jalar atau bisa diolah dalam bentuk
makanan lainnya. Ubi jalar juga telah tersedia dalam berbagai bentuk seperti
bubuk atau pil.
3. Bawang putih
Bawang putih
telah lama dikenal sebagai antiseptic atau pencegah infeksi. Bawang putih
memiliki kandungan baik yang bersifat seperti imuno-potensiasi. Factor volatile
(mudah menguap) dari kandungan senyawa sulfur inilah yang dapat membantu
mengatasi gangguan haid.
4. Jamur
shitake
Jamur ini digunakan dalam
pengobatan China selama berabad-abad lamanya untuk membantu meningkatkan daya
tahan tubuh. Kandungan yang ada dalam jamur shitake seperti lentinan sebagai
imuno-stimulasi dan obat alami untuk anti tumor.
5. Temu
putih
Cara penggunaan temu putih ini
adalah dengan mencuci satu rimpang temu putih, kemudian dimakan seperti
lalapan. Lakukan dua kali sehari.
Ø Untuk
mengurangi nyeri saat haid ada beberapa hal
yang dapat dilakukan yaitu :
a. Perbanyak
asupan cairan untuk menghindari dehidrasi. Kekurangan cairan akan membuat
nyerinya semakin terasa. Usahakan untuk minum air hangat untuk meningkatkan
aliran darah ke daerah panggul.
b. Membuat
ramuan jahe. Caranya, rebus beberapa potong jahe yang telah dimemarkan dalam
air lalu minumlah air jahe dalam keadaan hangat.
c. Tempatkan
handuk hangat di sekitar perut bagian bawah. Ini cara yang cukup mudah untuk
menghilangkan nyeri sementara waktu.
d. Hindari
meminum minuman yang mengandung kafein karena bisa memicu iritasi pada usus
halus.
e. Meminum
teh beraroma mint. Lebih baik jika diminum dalam keadaan hangat.
f. Melakukan
peregangan pada pagi hari dapat melancarkan pereedaran darah dan sekaligus
mengurangi rasa nyeri.
Mengapa wanita mudah terjangkit infeksi bakteri
selama menstruasi? Itu dikarenakan lebih kurang sebanyak 107 bakteri per
sentimeter persegi ditemukan di atas pembalut wanita biasa, kondisi demikianlah
yang membuat pembalut biasa menjadi sarang pertumbuhan bakteri merugikan walau hanya
setelah 2 jam pemakaian.
Kesalahan
yang kerap dilakukan saat pemakaian pembalut wanita :
a. Membuka
dan memasang pembalut tanpa mencuci tangan terlebih dahulu.
b. Menyimpan
pembalut di tempat lembab seperti kamar mandi.
c. Menggunakan
pembalut yang telah kadaluarsa.
d. Pemilihan
pembalut tanpa mempertimbangkan kualitas pembalut.
e. Memakai
pembalut yang mengandung bahan penghilang bau atau pewangi.
f. Pemakaian
pembalut yang terlalu lama.
Untuk itulah, penggunaan pembalut yang baik dan
benar juga dapat menghindarkan kita dari gangguan menstruasi.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Haid
atau menstruasi merupakan ciri khas kematangan biologis seorang perempuan. Haid
merupakan salah satu perubahan siklik yang terjadi pada alat reproduksi sebagai
persiapan untuk kehamilan. Setiap perempuan normal akan mengalami haid setiap
bulannya, yang dipengaruhi oleh faktor hormon, faktor enzim, faktor vascular,
dan faktor prostaglandin. Sebelum datangnya haid perempuan akan mengalami
sindrom pra-haid yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari, yang berupa
perubahan-perubahan atau gejala-gejala fisik maupun mental. Sindrom pra-haid
ini berkaitan dengan meningkatnya kadar hormon setiap bulan, rendahnya kadar
gula, kekurangan vitamin, perubahan yang tetap dalam bichemicals di dalam otak yang mempengaruhi mood, kombinasi dari faktor-faktor itu, atau bukan salah satunya.
Sindrom
pra-haid ini tidak selalu sama pada setiap orang. Siklus haid biasanya 28 hari,
yang berlangsung selama 3 - 7 hari. Siklus ini tidak selalu sama setiap
bulannya. Perbedaan siklus ini
ditentukan oleh beberapa faktor, misalnya gizi, stress, dan usia.
Fase dalam siklus menstruasi, yaitu :
1. Fase
Folikel
2. Fase
Estrus
3. Fase
Luteal
4. Fase
Menstruasi / Perdarahan
Gangguan haid khususnya dalam masa reproduksi dapat
digolongkan dalam :
1. Kelainan
dalam banyaknya darah dan lamanya perdarahan pada haid terdiri dari :
a. Hipermenorrhea
b. Hipomenorrhea
2. Kelainan
siklus :
a. Polimenorrhea
b. Oligomenorrhea
c. Amenorrhea
3. Perdarahan
di luar haid : Metrorrhagia
4. Gangguan
lain yang ada hubungan dengan haid :
a. Dysmenorrhea
b. Pre
Menstrual Tension
c. Vicarious
menstruation
d. Mittelschmerz
e. Cryptomenorrhoe
f. Mastodia
B.
SARAN
Saran yang dapat
penulis sampaikan melalui makalah ini adalah :
1. Pada
setiap perempuan, agar selalu
memperhatikan siklus haidnya, untuk menghindari terjadinya gangguan-gangguan
yang berhubungan dengan haid.
2. Untuk
menghindari terjadinya sindrom pra-haid, setiap perempuan dianjurkan untuk melakukan
perubahan diet atau mengatur pola makan.
3. Pada
setiap orang tua, terutama orang tua perempuan, agar dapat menjelaskan tentang
haid kepada anak-anaknya sedini mungkin, untuk mengurangi rasa takut yang
sering dialami oleh anak-anak ketika menghadapi menarche (haid yang pertama
kali datang).
4. Pada
tenaga kesehatan, agar dapat menjelaskan mengenai segala hal yang berhubungan
dengan haid, terutama gangguan-gangguan selama haid.
DAFTAR PUSTAKA
Affandi, Biran.
1996. Gangguan Haid pada Remaja dan
Dewasa. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Badziat, Ali. 2003.
Buku Panduan Praktikum Kesehatan
Reproduksi “ Endokrinologi Ginekologi”.
Jakarta : Media Aesculapius
Wiknjosastro,
Hanifa. 2005. Ilmu Kandungan. Jakarta
: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo.
Manuaba, Chandranita,dkk.
2008. Gawat Darurat Obstetri-Giekologi
dan Obstetri-Ginekologi Sosial untuk Profesi Bidan. Jakarta : ECG
http : //ibibblog.blogspot.com.
http :
//google.com/makalah-siklus-menstruasi-dan-gangguannya.html
http: //nenkeliezbid.blogspot.com/2010/04/siklus-haid.html
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/112/jtptunimus-gdl-nurmasadah-5571-3-babii.pdf.
No comments:
Post a Comment