BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Dalam ilmu medis, pengukuran tekanan darah digunakan untuk mendiagnosis
keadaan kesehatan seseorang. Tekanan darah merupakan salah satudari tanda vital
penting selain denyut nadi, frekuensi nafas dan suhu, bahkandugunkan pula utnuk
mengukur kemampuan seseorang untuk bertahan hidup.Pada orang dewasa, tekanan
sistolik adalah 120 mmHg, dan tekanan diastolik adalah 80 mmHg. Perbedaan
antara kedua tekanan disebut tekanan nadi yaitu 40mmHg. Tekanan darah
dipertahankan dalam batas-batas yang adekuat dengancara interaksi kompleks
antara mekanisme neuronal dan hormonal dimanaadekuasi tekanan darah sangat diperlukan
untuk perfusi jaringan dan mendorong berlangsungnya sirkulasi darah.
Ginjal merupakan sepasang organ berbentuk seperti kacang buncis,warna
coklat kemerahan yang terdapat di ke-2 sisi columna vertebra torakalis- 12
lumbalis ke-3.fungsi ginjal adalah mengatur air,konsentrasi garam dalam
darah, keseimbangan asam basa darah, serta ekresi bahan buangan dan kelebihan
garam. Ginjal juga berfungsi untuk mengatur
tekanan darah didalam tubuh. Jika tekanan darah meningkat,
ginjal akan menambah pengeluaran garam dan air, yang akan menyebabkan
berkurangnya volume darah dan mengembalikan tekana darah ke normal, jika
tekanan darah menurun, ginjal akan mengurangi pembuangan garam dan air,
sehingga volume darah bertambah dan tekanan darah kembali ke normal. Dalam makalah
ini saya akan membahas tentang fungsi ginjal dalam pengaturan tekanan darah.
B.
Rumusan Masalah
1. Apa itu ginjal ?
2. Apa fungsi dari ginjal ?
3. Apa yang dimaksud dengan
tekanan darah ?
4. Bagaimana fungsi ginjal dalam
pengaturan tekanan darah ?
C.
Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang ginjal.
2. Untuk mengetahui fungsi ginjal.
3. Untuk mengetahui tentang
tekanan darah.
4. Untuk mengetahui fungsi ginjal
dalam pengaturan tekanan darah.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Ginjal
Ginjal merupakan salah satu bagian penting dalam sistem
perkemihan atau urinari. Ginjal adakah sebuah
organ kecil tetapi penting yang terletak di dalam tubuh, tidak Nampak secara
fisik dan seperti bagian lainnya mempunyai fungsi yang kompleks dan bekerja
secara otomatis.
Kedudukan
ginjal terletak dibagian belakang dari kavum abdominalis di belakang peritonium
pada kedua sisi vertebra lumbalis III, dan melekat langsung pada dinding
abdomen. Bentuknya seperti biji buah kacang merah (kara/ercis),jumlahnya ada 2
buah kiri dan kanan, ginjal kiri lebih besar dari pada ginjal kanan. Pada orang
dewasa berat ginjal ± 200 gram. Dan pada umumnya ginjal laki-laki lebih panjang
dari pada ginjal wanita.
Satuan
struktural dan fungsional ginjal yang terkecil di sebut nefron. Tiap-tiap
nefron terdiri atas komponen vaskuler dan tubuler. Komponen vaskuler terdiri
atas pembuluh-pembuluh darah yaitu glomerolus dan kapiler peritubuler yang
mengitari tubuli. Dalam komponen tubuler terdapat kapsul Bowman,serta
tubulus-tubulus,yaitu: tubulus kontortus proksimal,tubulus kontortus distal,tubulus
pengumpul dan lengkung Henle yang terdapat pada medula.
Kapsula
Bowman terdiri atas lapisan parietal (luar) berbentuk gepeng dan lapis viseral
(langsung membungkus kapiler golmerlus) yang bentuknya besar dengan banyak
juluran mirip jari disebut podosit (sel berkaki) atau pedikel yang memeluk
kapiler secara teratur sehingga celah-celah antara pedikel itu sangat teratur.
Kapsula
bowman bersama glomerolus disebut korpuskel renal,bagian tubulus yang keluar
dari korpuskel renal disabut dengan tubulus kontortus proksimal karena jalannya
yang berbelok-belok,kemudian menjadi saluran yang lurus yang semula tebal
kemudian menjadi tipis disebut ansa Henle atau loop of Henle,karena membuat
lengkungan tajam berbalik kembali ke korpuskel renal asal,kemudian berlanjut
sebagai tubulus kontortus distal.
B.
Fungsi
Ginjal
Fungsi ginjal
sebagai organ tubuh sangat vital, seperti menyaring darah, menghasilkan
hormone, menjaga keseimbangan basa, dan sebagainya.
Ginjal mempunyai
fungsi-fungsi sebagai berikut :
1. Membuang
racundan produk buangan/limbah dari darah. Racun didalam darah diantaranya urea
dan uric acid. Jika kandungan kedua racun ini terlalu berlebihan, maka akan
mengganggu metabolism tubuh.
2. Menjaga
kebersihan darah dan meregulasi seluruh cairan (air dan garam) di dalam tubuh.
3. Meregulasi
tekanan darah. Ginjal menghasilkan enzim renin yang bertugas mengontrol tekanan
darah dan keseimbangan elektrolisis. Renin mengubah protein dalam darah menjadi
hormone angiotensis. Selanjutnya angiotensis akan diubah menjadi aldosterone
yang mengabsorbsi sodium dan air ke dalam darah.
4. Mengatur
keseimbangan pH darah
5. Memproses
vitamin D sehingga dapat distimulasi oleh tulang
6. Memproses
hormone erythropoiethin yang bertugas memproduksi sel darah merah ditulang
7. Mengekresikan zat-zat metabolisme yang mengandung
nitrogen, misalnya amonia.
8. Mengekresikan zat-zat yang jumlah nya berlebihan
(misalnya gula dan vitamin) dan berbahaya (misalnya obat-obatan,bakteri,dan zat
warna).
9. Mengatur keseimbangan air dan garam.
10. Mengatur tekanan darah dalam arteri dengan mengeluarkan
kelebihan asam atau basa.
C.
Tekanan Darah
Tekanan
darah adalah tekanan yang ditimbulkan pada dinding arteri. Tekanan puncak
terjadi saat ventrikel berkontraksi dan disebut tekanan sistolik. Tekanan
diastolik adalah tekanan terendah yang terjadi saat jantung beristirahat.
Tekanan darah biasanya digambarkan sebagai rasio tekanan sistolik terhadap
tekanan diastolik, dengan nilai dewasa normalnya berkisar dari 100/60 sampai
140/90. Rata-rata tekanan darah normal biasanya 120/80 (Smeltzer & Bare,
2001).
Menurut
Hayens (2003), tekanan darah timbul ketika bersikulasi di dalam pembuluh darah.
Organ jantung dan pembuluh darah berperan penting dalam proses ini dimana
jantung sebagai pompa muskular yang menyuplai tekanan untuk menggerakkan darah,
dan pembuluh darah yang memiliki dinding yang elastis dan ketahanan yang kuat.
Sementara itu Palmer (2007) menyatakan bahwa tekanan darah diukur dalam satuan
milimeter air raksa (mmHg).
Tekanan
darah adalah pemeriksaan tekanan darah merupakan indikator dalam menilai fungsi
kardiovaskuler. tekanan maksimum pada dinding arteria yang terjadi ketika bilik
kiri jantung menymprotkan darah klep aortik yang terbuka kedalam aorta disebut
sebagai tekanan sistolik.(alimul aziz,2009)
Tekanan
darah adalah tekanan yang di timbulkan oleh dinding arteri. Tekanan puncak
terjadi saat pentrikel berkontraksi yang di sebut tekanan sistol.
Tekanan
diastolik adalah tekanan terendah yang terjadi saat jantung beristirahat.
Tekanan darah biasanya digambarkan sebagai rasio tekanan sistolik terhadap
diastolik dengan nilai dewasa normalnya berkisar 100/60 – 140/90 mmHg.
Rata-rata tekanan darah normal biasanya 120/80 mmHg ( smeltzer dan bare, 2001 )
Tekanan
darah timbul ketika bersikulasi di dalam pembuluh darah. Organ jantung dan
pembuluh darah yang memiliki dinding yang elastis dan ketahanan yang kuat.
Sementara itu Palmer (2007) menyatakan tekanan darah di ukur dalam satuan
millimeter ari raksa (mmHg). (hayens 2003)
Tekanan
darah adalah daya dorong ke semua arah pada seluruh permukaan yang terutup pada
dinding bagian dalam jantung dan pemubuluh darah
( ethel 2003,238)
( ethel 2003,238)
Tekanan
darah adalah suatu kekuatan yang dihasilkan darah terhadap setiap satuan luas
dinding pembuluh darah. Tekanan darah maksimal (sistole) adalah tekanan pada
dinding arteri saat ventrikel memompa darah melalui katub aorta. Pada saat
ventrikel rileks, darah yang tetap dalam arteri menimbulkan tekanan minimum (
Diastolik ). Tekanan diastolik adalah tekanan minimal yang mendesak dinding
arteri setiap waktu. Untuk mengukur tekanan darah maka perlu dilakukan
pengukuran tekanan darah secara rutin. Pengukuran tekanan darah dapat dilakukan
secara langsung atau tidak langsung. Pada metode langsung, kateter arteri
dimasukkan ke dalam arteri. Walaupun hasilnya sangat tepat, akan tetapi metode
pengukuran ini sangat berbahaya dan dapat menimbulkan masalah kesehatan lain
(Smeltzer & Bare, )
Menurut
Nursecerdas (2009), bahaya yang dapat ditimbulkan saat pemasangan kateter
arteri yaitu nyeri inflamasi pada lokasi penusukkan, bekuan darah karena
tertekuknya kateter, perdarahan: ekimosis bila jarum lepas dan tromboplebitis.
Sedangkan pengukuran tidak langsung dapat dilakukan dengan menggunakan
sphygmomanometer dan stetoskop. Sphgmomanometer tersusun atas manset yang dapat
dikembangkan dan alat pengukur tekanan yang berhubungan dengan ringga dalam
manset. Alat ini dikalibrasi sedemikian rupa sehingga tekanan yang terbaca pada
manometer seseuai dengan tekanan dalam milimeter air raksa yang dihantarkan
oleh arteri brakialis (Smeltzer & Bare, 2001).
D.
Fungsi Ginjal dalam Pengaturan
Tekanan Darah
1.
Pengaturan Tekanan Darah
a.
Pengaturan saraf
Pusat vasomotorik pada medulla otak
mengatur tekanan darah. Pusat kardiokselerator dan kardioinhibitor mengatur
curah jantung.
1)
Pusat vasomotorik
a)
tonus vasomotorik merupakan stimulasi tingkat rendah
yang terus menerus pada serabut otot polos dinding pembuluh. Tonus ini
mempertahankan tekanan darah melalui vasokontriksi pembuluh.
b)
Pertahanan tonus vasomotorik ini dilangsungkan melalui
impuls dari serabut saraf vasomotorik yang merupakan serabut eferen saraf
simpatis pada sistem saraf otonom.
c)
Vaso dilatasi biasanya terjadi karena pengurangan
impuls vasokonstriktor. Pengecualian hanya terjadi pada pembuluh darah di
jantung dan otak.
d)
pembuluh darah di jantung dan otak memilki
reseptor-reseptor beta adrenergik, merespon epinefrin yang bersirkulasi dan
yang dilepas oleh medulla adrenae.
e)
Mekanisme ini memastikan suplai darah yang cukup untuk
organ-organ vital selama situasi menegangkan yang menginduksi stimulasi saraf
simpatis dan vasokontriksi di suatu tempat pada tubuh.
f)
Stimulasi parasimpatis menyebabkan vasodilatasi pembuluh
hanya di beberapa tempat; misalnya, pada jaringan erektil genetalia dan
kelenjar saliva tertentu.
2)
Pusat akselerator dan inhibitor jantung serta
baroreseptor aorta dan karotis, yang mengatur tekanan darah melalui SSO.
b.
Pengaturan kimia dan hormonal
Ada sejumlah zat kimia yang secara
langsung atau tidak langsung mempengaruhi tekanan darah. Zat tersebut meliputi
:
1)
Hormon medulla adrenal (norepineprin termasuk
vasokonstriktor)
epinefrin dapat berperan sebagai suatu
vasokonstriktor atau vasodilator, bergantung pada jenis reseptor otot polos
pada pembuluh darah organ.
2)
Hormon antidiuretik (vasopresin) dan oksitosin yang
disekresi dari kelenjar hipofisis posterior termasuk vasokontriktor.
3)
Angiotensin
adalah sejenis peptida darah yang dalam
bentuk aktifnya termasuk salah satu vasokontriktor kuat.
4)
Berbagai angina dan peptide seperti histamin, glukagon,
kolesistokinin, sekretin, dan bradikinin yang diproduksi sejumlah jaringan
tubuh, juga termasuk zat kimia vasoaktif.
5)
Prostaglandin
Adalah agens seperti hormone yang
diproduksi secara local dan mampu bertindak sebagai vasodilator atau
vasokonstriktor (Ethel, 2003: 239).
2.
Pengaturan tekanan darah oleh ginjal
Ginjal mengendalikan tekanan darah melalui beberapa cara:
a. Jika tekanan darah meningkat,
ginjal akan menambah pengeluaran garam dan air, yang akan menyebabkan
berkurangnya volume darah dan mengembalikan tekana darah ke normal.
b. Jika tekanan darah menurun, ginjal
akan mengurangi pembuangan garam dan air, sehingga volume darah bertambah dan
tekanan darah kembali ke normal.
c. Ginjal juga bisa meningkatkan
tekanan darah dengan menghasilkan enzim yang disebut renin, yang memicu
pembentukan hormone angiotensin , yang selanjutnya akan memicu pelepasan
hormone aldosterone
Tekanan darah akan menjadi
tinggi karena melalui proses terbentuknya angiotensin II dari angiotensin I
oleh angiotensin I-converting enzyme. ACE memegang peran fisiologis penting dalam
mengatur tekanan darah. Darah mengandung angiotensinogen yang diproduksi di
hati.renin akan diubah menjadi angiotensin I. Oleh ACE yang terdapat di
paru-paru, angiotensin I diubah menjadi angiotensin II. Angiotensin II inilah
yang memiliki peranan kunci dalam menaikkan tekanan darah melalui dua aksi
utama
Aksi pertama adalah
meningkatkan sekresi hormon antidiuretik dan rasa haus. ADH diproduksi di
hipotalamus dan bekerja pada ginjal untuk mengatur osmolalitas
dan volumeurin. Dengan meningkatnya ADH, sangat sedikit urin yang diekskresikan
ke luar tubuh,sehingga menjadi pekat dan tinggi osmolalitasnya. Untuk
mengencerkannya, volume cairan ekstraseluler akan ditingkatkan dengan cara
menarik cairan dari bagian intraseluler. Akibatnya, volume darah meningkat,
yang pada akhirnya akan meningkatkan tekanan darah.
Aksi kedua adalah menstimulasi
sekresi aldosteron dari korteks adrenal. Aldosteron merupakan hormon steroid
yang memiliki peranan penting pada ginjal. Untuk mengatur volume cairan
ekstraseluler, aldosteron akan mengurangi ekskresi NaCl dengan cara mereabsorpsinya
dari tubulus ginjal. Naiknya konsentrasi NaCl akan diencerkan kembali dengan cara meningkatkan volume
cairan ekstraseluler yang pada gilirannya akan meningkatkan volume dan tekanan
darah.
Jadi natrium dan klorida
merupakn ion utama cairan ekstraselluler. Kandungan Na yangtinggi menyebabkan
konsentrasi natrium di dalam cairan ekstraseluler meningkat.
Untuk menormalkannya, cairan intraseluler ditarik ke luar, sehingga volume
cairan ekstraselule rmeningkat. Meningkatnya volume cairan ekstraseluler
tersebut menyebabkan meningkatnya volume darah, sehingga berdampak kepada
timbulnya hipertensi.
Sebaliknya
kalium merupakan ion utama di dalam cairan intraseluler.
Cara kerja kalium adalah kebalikan dari natrium. Konsumsi kalium yang
banyak akan meningkatkan konsentrasinya di dalam cairan intraseluler, sehingga
cenderung menarik cairan dari bagian ekstraseluler dan menurunkan tekanan
darah.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Ginjal merupakan bagian penting dari tubuh,
kedudukan ginjal terletak dibagian belakang dari kavum abdominalis di belakang
peritonium pada kedua sisi vertebra lumbalis III, dan melekat langsung pada
dinding abdomen. fungsi ginjal bukan hanya
untuk mengeluarkan sekret urin, mengatur
keseimbangan air, konsentrasi
garam dalam darah, keseimbangan
asam basa darah, serta
ekresi bahan buangan dan kelebihan garam,
tetapi juga mengatur tekanan darah didalam tubuh kita.
Ginjal
menghasilkan enzim renin yang bertugas mengontrol tekanan darah dan
keseimbangan elektrolisis. Renin mengubah protein dalam darah menjadi hormone
angiotensis. Selanjutnya angiotensis akan diubah menjadi aldosterone yang
mengabsorbsi sodium dan air ke dalam darah. Jika tekanan darah meningkat,
ginjal akan menambah pengeluaran garam dan air, yang akan menyebabkan
berkurangnya volume darah dan mengembalikan tekana darah ke normal, jika
tekanan darah menurun, ginjal akan mengurangi pembuangan garam dan air,
sehingga volume darah bertambah dan tekanan darah kembali ke normal.
B.
Saran
Jaga selalu kesehatan
tubuh kita agar ginjal kkta tetap sehat.
DAFTAR PUSTAKA
Syaifuddin. 2006. Anatomi Fisiologi Untuk Mahasiswa Keperawatan Edisi. Jakarta: EGC
Pearce, C Evelyn. 2009. Anatomi Untuk Paramedis. Jakarta: Gramedia
Sloana,
ethel, .(2004) Anatomi dan Fisiologi. Jakarta : EGC
Sobbota,
.(2000). Atlas Anatomi Manusia. Jakarta : EGC
No comments:
Post a Comment