Pelayanan Kesehatan Pada Wanita Sepanjang Daur Kehidupannya
Kesehatan Pada
Wanita Sepanjang Daur Kehidupannya
Pendekatan yang diterapkan dalam
menguraikan ruang lingkup Kesehatan Reproduksi adalah pendekatan siklus hidup,
yang berarti memperhatikan kekhusususan kebutuhan penanganan system reproduksi
pada setiap fase kehidupan, serta kesinambungan antar fasekehidupan tersebut.
Dengan demikian, masalah kesehatan reproduksi pada setiap fase kehidupan dapat
diperkirakan, yang bila tidak ditangani dengan baik maka hal ini dapat
berakibat buruk pada masa depan kehidupan selanjutnya.
Dalam pendekatan
siklus hidup ini, dikenal lima tahap, yaitu :
1.
Konsepsi :
a.
Perlakuan sama terhadap janin
laki-laki/perempuan
b.
Pelayanan antenatal, persalinan
aman dan nifas serta pelayanan bayi baru lahir
c.
Masalah yang mungkin terjadi
pada tahap ini : pengutamaan jenis kelamin, BBLR, kurang gizi (malnutrisi)
d.
Pendekatan pelayanan
anternatal, promosi kesehatan dan pencegahan penyakit.
2.
Bayi dan anak :
a.
ASI Eksklusif dan penyapihan
layak
b.
Tumbuh kembang anak, pemberian
makanan dengan gizi seimbang
c.
Imunisasi dan menejemen terpadu
balita sakit
d.
Pencegahan dan penanggulangan
kekerasan
e.
Pendidikan dan kesempatan yang
sama pada anak laki-laki dan perempuan
f.
Masalah yang mungkin terjadi
pada tahap ini : pengutamaan jenis kelamin, sunat perempuan, kurang gizi
(malnutrisi), kesakitan primer, imunisasi, pelayanan antennal, persalinan,
postnatal, menyusui serta pemberian suplemen, dll
Asuhan yang
diberikan
b.
Tumbuh kembang anak dan
pemberian makanan dengan gizi seimbang
c.
Imunisasi dan menejemen terpadu
balita sakit
d.
Pencegahan dan penanggulangan
kekerasan terhadap perempuan (KtP)
e.
Pendidikan dan kesempatan yang
sama pada anak laki-laki dan perempuan
3.
Remaja :
Masa
remaja atau pubertas adalah usia antara 10 sampai 19 tahun dan merupakan
peralihan dari masa kanak-kanak menjadi dewasa. Peristiwa terpenting yang
terjadi pada gadis remaja adalah datangnya haid pertama yang dinamakan
menarche. Secara tradisi, menarche dianggap sebagai sebagai tanda kedewasaan, dan
gadis yang mengalaminya dianggap sudah tiba waktunya untuk melakukan
tugas-tugas sebagai wanita dewasa, dan siap dinikahkan. Pada usia ini tubuh
wanita mengalami perubahan dramatis, karena mulai memproduksi hormone-hormon
seksual yang akan mempengaruhi pertumbuhn dan perkembangan system reproduksi.
a.
Gizi seimbang
b.
Informasi tentang kesehatan
reproduksi
c.
Pencegahan kekerasan termasuk
seksual
d.
Pencegahan terhadap
ketergantungan napza
e.
Perkawinan pada usia wajar
f.
Pendidikan, peningkatan
keterampilan
g.
Peningkatan penghargaan diri
h.
Peningkatan pertahanan terhadap
godaan dan ancaman
i.
Masalah yang ditemui meliputi :
seks komersial, pelecehan seksual, penyalahgunaan obat
4.
Usia Subur
Usia dewasa muda, yaitu antara 18
sampai 40 tahun, sering dihubungkan dengan masa subur, karena pada usia ini
kehamilan sehat paling mungkin terjadi. Inilah usia produktif dalam menapak
karir yang penuh kesibukan di luar rumah. Di usia ini wanita harus lebih
memperhatikan kondisi tubuhnya agar selalu dalam kondisi prima, sehingga jika
terjadi kehamilan dapat berjalan dengan lancar, dan bayi yang dilahirkan pun
sehat. Pada periode ini masalah kesehatan berganti dengan gangguan kehamilan,
kelelahan kronis akibat merawat anak, dan tuntutan karir. Kanker, kegemukan,
depresi, dan penyakit serius tertentu mulai menggerogoti tubuhnya. Gangguan
yang sering muncul pada usia ini, adalah endometritis yang ditandai dengan
gejala nyeri haid, kram haid, nyeri pinggul saat berhubungan seks, sakit saat
buang air besar atau air kecil. Penderita kadang mengalami nyeri hebat, tetapi
ada juga yang tidak mengalami gejala apa-apa.
a.
Kehamilan dan persalinan yang
aman
b.
Pencegahan kecacatan dan
kematian akibat kehamilan pada ibu dan bayi
c.
Menjaga jarak kelahiran dan
jumlah kehamilan dengan menggunakan alat kontrasepsi
d.
Pencegahan terhadap
PMS/HIV/AIDS
e.
Pelayanan kesehatan reproduksi
berkualitas
f.
Pencegahan dan penanggulangan
masalah aborsi secara rasional
g.
Deteksi dini kanker payudara
dan leher rahim
h.
Pencegahan dan managemen
infertilitas
i.
Masalah yang mungkin ditemui:
kesakitan dan kematian ibu yang disebabkan berbagai kondisi, malnutrisi,
anemia, kemandulan, pelcehan/kekerasan seksual, komplikasi aborsi,
ISR/IMS/HIV/AIDS dan pengaturan kesuburan
j.
Pendekatan yang dapat
dilakukan: pendidikan kesehatan, suplemen, konseling, pencegahan primer,
pengobatan KB, pendidikan tentang perilaku seksual yang bertanggung jawab,
pencegahan dan pengobatan IMS, pelayanan antenatal, persalinan, post partum
pelayanan kebidanan darurat, imunisasi dan informasi-informasi.
Asuhan yang
diberikan
a.
Kehamilan dan persalinan yang
aman
b.
Pencegahan kecacatan dan
kematian akibat kehamilan pada ibu dan bayi
c.
Menjaga jarak kelahiran dan
jumlah kehamilan dengan menggunakan alat kontrasepsi
d.
Pencegahan terhadap
PMS/HIV/AIDS
e.
Pelayanan kesehatan reproduksi
berkualitas
f.
Pencegahan dan penanggulangan
masalah aborsi secara rasional
g.
Deteksi dini kanker payudara
dan leher rahim
h.
Pencegahan dan managemen
infertilitas
5.
Usia Lanjut
Yang dianggap lanjut usia (lansia) adalah setelah
mencapai usia 60 tahun. Inilah masa yang paling rentan diserang berbagai
penyakit degeneratif dan penyakit berat lainnya. Sangat penting bagi wanita
untuk melakukan pemeriksaan kesehatannya secara teratur. Prioritas utamanya
adalah menjaga agar tubuh tetap sehat dengan mengatur pola makan yang benar,
dan minum suplemen yang dibutuhkan tubuh. Selain itu olahraga ringan dan tetap
aktif secara intelektual.
a.
Perhatian pada problem
menapouse
b.
Perhatian pada penyakit utama
degeneratif, termasuk rabun, gangguan mobilitas dan osteoporosis
c.
Deteksi dini kanker rahim
d.
Masalah yang mungkin terjadi
pada tahap ini: penyakit sistem sirkulasi, kekerasan, prolaps/osteoporosis,
kanker saluran reproduksi, kanker payudara, ISR/IMS/HIV/AIDS
e.
Pendekatan yang dapat
dilakukan: dipengaruhi oleh pengalaman reproduksi sebelumnya, diagnosis, informasi
dan pengobatan dini
Asuhan apa yang
diberikan
a.
Perhatian pada problem
menapouse
b.
Penyakit jantung koroner
Kadar estrogen yang cukup, mampu
melindungi wanita dari penyakit jantung koroner, berkurangnya hormone estrogen
dapat menurunkan kadar kolesterol baik (HDL) dan meningkatnya kadar kolesterol
tidak baik (LDL) yang meningkatkan kejadian jantung koroner
c.
Osteoporosis
Adalah berkurangnya kepadatan
tulang pada wanita akibat penurunan kadar hormone estrogen sehingga tulang
menjadi rapuh dan mudah patah
d.
Gangguan mata
Mata terasa kering dan kadang
terasa gatal karena produksi air mata berkurang
e.
Kepikunan
Kekurangan hormone estrogen juga
mempengaruhi susunan saraf pusat dan otak. Penurunan hormone estrogen
menyebabkan kesulitan berkonsentrasi, sukar tidur, gelisah, depresi sampai pada
kepikunan tipe Alzeimer dapat terjadi bilamana kekurangan estrogen sudah
berlangsung cukup lama dan berat, yang dipengaruhi factor keturunan
f.
Deteksi dini kanker rahim
Factor-Faktor Yang
Mempengaruhi Derajat Kesehatan Perempuan
a.
Kemiskinan
Diperkirakan sekitar 40% penduduk Indonesia masih berada
di bawah garis kemiskinan sejak terjadinya krisis ekonomi yang berkepanjangan.
Hal ini menghambat akses terhadap pelayanan kesehatan yang pada akhirnya dapat
berakibat kesakitan, kecacatan dan kematian.
b.
Kedudukan perempuan dalam
keluarga dan masyarakat
Kedudukan perempuan dalam keluarga dan masyarakat
ditentukan oleh banyak hal, misalnya keadaan sosial ekonomi, budaya dan
nilai-nilai yang berlaku di masyarakat di mana mereka menetap. Dewasa ini masih
banyak ditemukan diskriminasi terhadap perempuan, antara lain :
-
Perempuan di nomorduakan dalam
segala aspek kehidupan, misalnya dalam pemberian sehari-hari, kesempatan
memperoleh pendidikan, kerja dan kedudukan
-
Perempuan seringkali terpaksa
menikah pada usia muda karena tekanan ekonomi atau orang tua mendorong untuk
cepat menikah agar terlepas dari beban ekonomi.
-
Keterbatasan perempuan dalam
pengambilan keputusan untuk kepentingan dirinya, misalnya dalam ber- KB, dalam
memilih bidan sebagai penolong persalinan atau dalam mendapat pertolongan
segera di RS ketika di perlukan, disamping kurangnya kesempatan mengendalikan
penghasilan keluarga
-
Tingkat pendidikan perempuan
yang belum merata dan masih rendah menyebabkan informasi yang diterima tentang
kesehatan reproduksi sangat terbatas. Seperti diketahui, tingkat pendidikan
yang meningkat dapat meningkatkan rasa percaya diri, wawasan dan kemauan untuk
mengambil keputusan yang baik bagi diri dan keluarga, termasuk yang berkaitan
dengan kesehatan reproduksi
c.
Akses ke fasilitas kesehatan
yang memberikan pelayanan kesehatan
-
Jarak ke fasilitas kesehatan
yang cukup jauh dan sulit dicapai
-
Kurangnya informasi tentang
kemampuan fasilitas kesehatan
-
Keterbatasan biaya
-
Tradisi yang menghambat
pemanfaatan tenaga dan fasilitas kesehatan
d.
Kualitas pelayanan kesehatan
reproduksi yang kurang memadai, antara lain karena :
-
Pelayanan kesehatan yang kurang
memperhatikan kebutuhan klien
-
Kemampuan fasilitas kesehatan
yang kurang memadai
e.
Beban ganda, tanggung jawab
tidak proporsional sehingga kesehatan anak perempuan dan perempuan semakin
buruk
f.
Akses pelayanan kespro rendah
karena :
-
Pengetahuan tentang seksualitas
dan informasi mengenai hak reproduksi masih rendah
-
Menonjolnya perilaku seksual
resiko tinggi
-
Diskriminasi sosial
-
Sikap negative terhadap
perempuan dan anak perempuan
-
Rendahnya kemampuan dalam
pengendalian kehidupan seksual pada reproduksi
g.
Kurangnya penanganan kespro dan
seksual pada laki-laki dan perempuan usia lanjut
h.
Kebijakan dan program kesehatan
masih belum mempertimbangkan perbedaan
sosial
Pelayanan Kesehatan Pada Wanita Sepanjang Daur Kehidupannya
1.
Skirining
Definisi
Definisi
Skrining
(screening): pemeriksaan sekelompok orang untuk memisahkan orang yang sehat
dari orang yang mempunyai keadaan patologis yang tidak terdiagnosis atau
mempunyai risiko tinggi. (Kamus Dorland ed. 25 : 974 )
Skrining:
pengenalan dini secara pro-aktif pada ibu hamil untuk menemukan adanya masalah
atau faktor risiko. ( Rochjati P, 2008 )
Skrining:
usaha untuk mengidentifikasi penyakit atau kelainan yang secara klinis belum
jelas, dengan menggunakan tes, pemeriksaan atau prosedur tertentu yang dapat
digunakan secara cepat untuk membedakan orang yang terlihat sehat, atau benar –
benar sehat tapi sesungguhnya menderita kelainan.
Penyaringan
atau screening adalah upaya mendeteksi/ mencari penderita dengan penyakit
tertentu dalam masyarakat dengan melaksanakan pemisahan berdasarkan gejala yang
ada atau pemeriksaan laboratorium untuk memisahkan yang sehat dan yang
kemungkinan sakit, selanjutnya diproses melalui diagnosis dan pengobatan
2.
Penemuan Penyakit Dengan
‘Screening’
• Screening: Penemuan penyakit secara aktif pada orang-orang yang tampak sehat dan tidak menunjukkan adanya gejala.
• Uji screening tidak dimaksudkan sebagai diagnostik, akan tetapi seringkali digunakan sebagai tes diagnosis.
• Diagnosis menyangkut konfirmasi mengenai ada atau tidaknya suatu penyakit pada individu yang dicurigai atau menderita suatu penyakit tertentu. Orang-orang dengan tanda positif atau dicurigai menderita penyakit seharusnya diberi perawatan/ pengobatan setelah diagnosa dipastikan hasilnya.
• Screening: Penemuan penyakit secara aktif pada orang-orang yang tampak sehat dan tidak menunjukkan adanya gejala.
• Uji screening tidak dimaksudkan sebagai diagnostik, akan tetapi seringkali digunakan sebagai tes diagnosis.
• Diagnosis menyangkut konfirmasi mengenai ada atau tidaknya suatu penyakit pada individu yang dicurigai atau menderita suatu penyakit tertentu. Orang-orang dengan tanda positif atau dicurigai menderita penyakit seharusnya diberi perawatan/ pengobatan setelah diagnosa dipastikan hasilnya.
3.
Kriteria Menilai, Suatu Alat
Ukur
Suatu alat (test) scereening yang baik adalah yang mempunyai tingkat validitas dan reabilitas yang tinggi yaitu mendekati 100%. Validitas merupakan petunjuk tentang kemampuan suatu alat ukur (test) dapat mengukur secara benar dan tepat apa yang akan diukur. Sedangkan reliabilitas menggambarkan tentang keterandalan atau konsistensi suatu alat ukur
Suatu alat (test) scereening yang baik adalah yang mempunyai tingkat validitas dan reabilitas yang tinggi yaitu mendekati 100%. Validitas merupakan petunjuk tentang kemampuan suatu alat ukur (test) dapat mengukur secara benar dan tepat apa yang akan diukur. Sedangkan reliabilitas menggambarkan tentang keterandalan atau konsistensi suatu alat ukur
4.
Tujuan Screening
• Mengetahui diagnosis sedini mungkin agar cepat terapi nya
• Mencegah meluasnya penyakit
• Mendidik masyarakat melakukan general check up
• Memberi gambaran kepada tenaga kesehatan tentang suatu penyakit (waspada mulai dini)
• Memperoleh data epidemiologis, untuk peneliti dan klinisi
• Mengetahui diagnosis sedini mungkin agar cepat terapi nya
• Mencegah meluasnya penyakit
• Mendidik masyarakat melakukan general check up
• Memberi gambaran kepada tenaga kesehatan tentang suatu penyakit (waspada mulai dini)
• Memperoleh data epidemiologis, untuk peneliti dan klinisi
5.
Bentuk Pelaksanaan Screening
• Mass screening adalah screening secara masal pada masyarakat tertentu
• Selective screening adalah screening secara selektif berdasarkan kriteria tertentu, contoh pemeriksaan ca paru pada perokok; pemeriksaan ca servik pada wanita yang sudah menikah
• Single disease screening adalah screening yang dilakukan untuk satu jenis penyakit
• Multiphasic screening adalah screening yang dilakukan untuk lebih dari satu jenis penyakit contoh pemeriksaan IMS; penyakit sesak nafas
• Mass screening adalah screening secara masal pada masyarakat tertentu
• Selective screening adalah screening secara selektif berdasarkan kriteria tertentu, contoh pemeriksaan ca paru pada perokok; pemeriksaan ca servik pada wanita yang sudah menikah
• Single disease screening adalah screening yang dilakukan untuk satu jenis penyakit
• Multiphasic screening adalah screening yang dilakukan untuk lebih dari satu jenis penyakit contoh pemeriksaan IMS; penyakit sesak nafas
6.
Kriteria Program Penyaringan
• Penyakit yang dipilih merupakan masalah kesehatan prioritas
• Tersedia obat potensial untuk terapi nya
• Tersedia fasilitas dan biaya untuk diagnosis dan terapinya nya
• Penyakit lama dan dapat dideteksi dengan test khusus
• Screeningnya memenuhi syarat sensitivitas dan spesivisitas
• Teknik dan cara screening harus dapat diterima oleh masyarakat
• Sifat perjalanan penyakit dapat diketahui dengan pasti
• Ada SOP tentang penyakit tersebut
• Biaya screening harus seimbang (lebih rendah) dengan resiko biaya bila tanpa screening
• Penemuan kasus terus menerus
• Penyakit yang dipilih merupakan masalah kesehatan prioritas
• Tersedia obat potensial untuk terapi nya
• Tersedia fasilitas dan biaya untuk diagnosis dan terapinya nya
• Penyakit lama dan dapat dideteksi dengan test khusus
• Screeningnya memenuhi syarat sensitivitas dan spesivisitas
• Teknik dan cara screening harus dapat diterima oleh masyarakat
• Sifat perjalanan penyakit dapat diketahui dengan pasti
• Ada SOP tentang penyakit tersebut
• Biaya screening harus seimbang (lebih rendah) dengan resiko biaya bila tanpa screening
• Penemuan kasus terus menerus
7.
Contoh Screening
• Mammografi untuk mendeteksi ca mammae
• Pap smear untuk mendeteksi ca cervix
• Pemeriksaan Tekanan darah untuk mendeteksi hipertensi
• Pemeriksaan reduksi untuk mendeteksi deabetes mellitus
• Pemeriksaan urine untuk mendeteksi kehamilan
• Pemeriksaan EKG untuk mendeteksi Penyakit Jantung Koroner
• Mammografi untuk mendeteksi ca mammae
• Pap smear untuk mendeteksi ca cervix
• Pemeriksaan Tekanan darah untuk mendeteksi hipertensi
• Pemeriksaan reduksi untuk mendeteksi deabetes mellitus
• Pemeriksaan urine untuk mendeteksi kehamilan
• Pemeriksaan EKG untuk mendeteksi Penyakit Jantung Koroner
8.
Apa Itu Validitas
• Validitas adalah kemampuan dari test penyaringan untuk memisahkan mereka yang benar sakit terhadap yang sehat
• Besarnya kemungkinan untuk mendapatkan setiap individu dalam keadaan yang sebenarnya (sehat atau sakit)
• Validitas berguna karena biaya screening lebih murah daripada test diagnostic
• Validitas adalah kemampuan dari test penyaringan untuk memisahkan mereka yang benar sakit terhadap yang sehat
• Besarnya kemungkinan untuk mendapatkan setiap individu dalam keadaan yang sebenarnya (sehat atau sakit)
• Validitas berguna karena biaya screening lebih murah daripada test diagnostic
9.
Komponen Validitas
• Sensitivitas adalah kemampuan dari test secara benar menempatkan mereka yang positif betul-betul sakit
• Spesivicitas adalah kemampuan dari test secara benar menempatkan mereka yang negatif betul-betul tidak sakit
• Sensitivitas adalah kemampuan dari test secara benar menempatkan mereka yang positif betul-betul sakit
• Spesivicitas adalah kemampuan dari test secara benar menempatkan mereka yang negatif betul-betul tidak sakit
10.
Hasil Screening
Rumus
Sensitivitas: TP / (TP + FN)
Spesivisitas: TN / (T
Rumus
Sensitivitas: TP / (TP + FN)
Spesivisitas: TN / (T
No comments:
Post a Comment